Selasa 31 Mar 2020 18:09 WIB

Turunnya Adam dan Hawa dari Surga dalam Catatan Alquran

Alquran mengabadikan kisah turunnya Adam-Hawa dari surga ke bumi.

Jabal Rahmah atau Bukit Kasih Sayang, yang mengkisahkan pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah 300 tahun terpisah
Foto: dok. Kemenag.go.id
Jabal Rahmah atau Bukit Kasih Sayang, yang mengkisahkan pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah 300 tahun terpisah

REPUBLIKA.CO.ID, Menyebut nama Nabi Adam alaihissalam (AS), maka akan terlintas dalam benak pikiran manusia, sosok manusia pertama yang cerdas (berakal) yang diciptakan Allah SWT. Kisah penciptaan Adam terdapat dalam surat al-Baqarah [2] ayat 30.

''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat; ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang-orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?'' Tuhan berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.''

Baca Juga

Selain ayat di atas, masih banyak lagi ayat-ayat Alquran yang menceritakan tentang kisah penciptaan Nabi Adam AS. Dalam Alquran, nama Adam disebut sebanyak 25 kali, dan kisahnya antara lain dipaparkan dalam al-Baqarah [2]:30-39, al-A'raaf [7]:11-25, al-Hijr [15]:26-38, al-Isra' [17]:61-65, Thaha [20]:115-127, dan Shad [38]:71-78.

Secara umum disebutkan, Adam adalah salah satu makhluk Allah. Awalnya, dia bersama Hawa (istrinya) menjalani kehidupan di surga, kemudian diturunkan Allah ke bumi untuk menjadi khalifah. Bersama istri dan keturunannya, Adam menjadi penghuni dan pengelola bumi.

Kisah diturunkannya Adam ke bumi, diawali saat Adam dan Hawa memakan buah khuldi di surga. Allah melarang keduanya untuk memakan buah khuldi. ''Dan Kami berfirman; ''Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini (khuldi--Red), yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.'' (QS 2:35).

''Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: ''Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (kekekalan) dan kerajaan yang tidak akan binasa?'' (QS 20:120).

Keduanya pun terbujuk dengan rayuan Iblis, hingga mereka memakan buah khuldi tersebut. ''Maka, keduanya memakan buah tersebut, lalu tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.'' (QS 20:121).

Menurut Ibn al-Atsir, Adam AS awalnya menolak mengikuti bujukan Iblis. Namun, desakan Siti Hawa yang begitu kuat, akhirnya membuat Adam ikut memakan buah tersebut. Lihat an-Nihayah fi Gharib al-Hadits, karya Ibnul Atsir jilid 3 hlm 158.

Keduanya lalu bertobat dan memohon ampun kepada Allah dan Allah menerima tobat mereka dan memilih Adam sebagai Rasul-Nya. ''Kemudian Tuhannya memilihnya (menjadi Rasul), maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk.'' (QS 20:122).

Kendati Allah SWT telah menerima tobat Adam dan Hawa, namun sebagaimana kehendak Allah untuk menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi, maka Adam dan Hawa lalu diturunkan ke bumi.

''Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan. (QS 2: 36). ''Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.'' (QS 2:38).

Dalam surat Al-A'raf, diusirnya Adam dan Hawa dari surga ini diabadikan pada ayat 24-25. ''Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenangan sampai waktu yang telah ditentukan. Di sana kamu hidup, di sana kamu mati dan dari sana (pula) kamu akan dibangkitkan.'' (QS 7:24-25).

Bersamaan dengan diturunkannya Nabi Adam dan Hawa, Iblis dan ular juga diturunkan ke bumi. Al-Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir At-Thabari RA dalam tafsirnya ketika menerangkan ayat ke-36 surah Al-Baqarah, membawakan sebuah riwayat dengan sanadnya bersambung kepada para sahabat Nabi SAW seperti Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, dan lainnya menerangkan: ''Ketika Allah memerintahkan kepada Adam dan Hawa untuk tinggal di surga dan melarang keduanya memakan buah khuldi, Iblis memiliki kesempatan untuk menggoda Adam dan Hawa. Namun, ketika akan masuk ke surga, Iblis dihalangi oleh malaikat. Namun, dengan tipu muslihatnya, Iblis kemudian mendatangi seekor ular, yang waktu itu ia adalah hewan yang mempunyai empat kaki seperti unta, dan ia adalah hewan yang paling bagus bentuknya. Setelah berbasa-basi, Iblis lalu masuk ke mulut ular dan ular itu pun masuk ke surga sehingga Iblis lolos dari pengawasan malaikat.'' Karena itulah, mereka semua akhirnya diusir dari surga.

 syariat atau perintah untuk melaksanakan ibadah haji ini tidak hanya berlaku pada umat sekarang ini atau sejak masa Rasulullah SAW. Jauh sebelum itu, haji telah diperintahkan kepada nabi dan rasul-rasul Allah terdahulu.

Sebagian riwayat menyatakan, orang yang pertama kali melaksanakan ibadah haji adalah Nabi Adam Alaihissalam. Ketika diturunkan dari surga, Adam terpisah dengan istrinya, Hawa. Sejumlah sumber menyatakan, Adam di turunkan di India, sedangkan Hawa di Jeddah. Dan, dalam upayanya mencari Hawa, Allah memerintahkan Adam untuk melaksanakan haji ke Baitullah (Ka'bah) di Makkah.

Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, menyatakan, Adam akhirnya berjumpa dengan Hawa di Arafah, tepatnya di Jabal Rahmah. Setelah itu, mereka berdua melaksanakan tawaf dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.

Sebagaimana diterangkan dalam Alquran surah Ali Imran ayat 96, Ka'bah adalah tempat ibadah pertama yang dibangun di atas bumi ini. Menurut beberapa riwayat, Ka'bah pertama kali dibangun oleh malaikat, yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Adam AS.

Al-Qurthubi meriwayatkan, orang yang pertama kali membangun Ka'bah adalah Adam AS. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhu (RA) berkata, ''Allah memerintahkan para malaikat untuk membangun sebuah rumah di bumi dan agar mereka mengelilinginya (tawaf). Ini terjadi sebelum penciptaan Adam. Kemudian, Adam melanjutkan pembangunan Ka'bah dan melaksanakan tawaf. Lalu, para nabi sesudah Adam pun turut mengikuti apa yang pernah dilakukan Adam AS. Kemudian, pembangunan Ka'bah disempurnakan oleh Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Ismail AS.

Guru Besar Studi Islam Universitas Al-Azhar, Dr Ablah Muhammad al-Kahlawi, menyatakan, Ka'bah pertama kali dibangun oleh malaikat sekitar 2.000 tahun sebelum Nabi Adam diciptakan. Mereka berhaji ke sana yang kemudian diikuti Nabi Adam. Saat Nabi Adam berhaji, para malaikat berkata, ''Wahai Adam, sempurnakanlah hajimu. Kami sudah 2.000 tahun berhaji ke rumah ini sebelum kamu.'' Namun, pendapat ini tidak diakui oleh Ibnu Katsir dan beberapa mufasir.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement