Selasa 31 Mar 2020 18:01 WIB

Kota Taif, Saksi Bisu Kenangan Pahit Rasulullah Berdakwah

Rasulullah SAW sempat hijrah meminta perlindungan ke Taif.

Kawasan Taif, Arab Saudi.
Foto: Sauditourism.sa/ca
Kawasan Taif, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Taif saat ini menjadi salah satu daerah pertanian terpenting di Arab Saudi. Lokasinya terletak sekitar 100 km arah tenggara Kota Makkah. Meski berjarak tak terlalu jauh, daerah itu memiliki iklim yang jauh berbeda dengan Makkah. Hal ini karena Taif merupa kan daerah dataran tinggi dengan ke tinggian sampai 1.500 meter dari permukaan laut.

Kota yang terletak di lembah Pegunungan Asir ini juga memiliki julukan ‘Qaryat al-Muluk’ atau desa para raja. Disebut demikian karena di kota sejuk ini betebaran istana peristirahatan musim panas para raja dan para kong lomerat Arab Saudi

Baca Juga

Dalam sejarah Islam, kawasan Taif ini banyak meninggalkan kenangan pahit bagi Rasulullah SAW. Kisah pertama, dihadapi Nabi SAW pada masa awal beliau melakukan dakwah Islam. Tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Taif untuk mengajak Kabilah Tsaqif, penguasa Taif, untuk meminta pertolongan dan perlindungan.

Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya Khadijah pada 619 Masehi dan wafatnya Abu Thalib, pelindung utama yang juga paman Rasulullah SAW pada 620 Masehi. Meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah yang disegani kaum musyrikin Quraisy, membuat mereka sema kin berani mengganggu Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, jika warga Kota Taif mau menerima Rasulullah, kota ini mungkin akan menjadi tempat berlindung kaum Muslimin dari kekejaman kaum musyrikin Makkah. Bukan di Madinah. 

Di kota ini, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW sehingga kakinya terluka. Tindakan brutal penduduk Taif ini membuat Zaid bin Haritsah membela dan melindunginya. Tapi, kepalanya juga terluka akibat terkena lemparan batu.

Selain kisah penganiayaan yang dialami Rasulullah SAW pada masa awal dakwah Islam, di Taif juga terjadi pertempuran dahsyat pasca perang Hunain. Pertempuran Hunain adalah pertempuran antara pihak Rasulullah dan para sahabatnya, dengan kaum badui dari suku Hawazin dan Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H.

Dalam pertempuran itu, pasukan Muslimin berhasil meraih kemenangan telak. Namun, sebagian orang-orang Tsaqif, kemudian memilih tidak menyerah, tapi melarikan diri ke Taif. Di kota ini, mereka menutup pintu-pintu gerbang kota dan membuat sejumlah persiapan untuk perang.

photo
Satu sudut Kota Thaif, Arab Saudi. - (Al-utsmaniyah-tours.com/ca)

Setelah perang Hunain reda, Rasulullah berangkat ke Taif. Setelah mendekati tembok benteng Kota Taif, Rasulullah memerintahkan pasukan kaum Muslimin untuk mendirikan markas. Namun di tempat ini, beberapa orang dari sahabat Rasulullah terkena panah sehingga Rasulullah memindahkan markasnya ke masjid agar jauh dari benteng Taif. Baru setelah itu, pasukan Muslimin mengepung benteng selama lebih dari 20 malam.

Akhirnya, pertempuran pun terjadi dengan sangat sengit. Kaum Tsaqif meng gunakan berbagai cara untuk me la kukan perlawanan. Meskipun ak hir nya pasukan Muslimin berhasil menguasai Kota Taif, jumlah korban di pihak pasukan Muslimin pun cukup besar. Jumlah sahabat Rasulullah yang gugur sebagai syuhada di Perang Taif ada 12 orang. Mereka terdiri atas tujuh orang dari kaum Muhajirin dan empat orang dari kaum Anshar. Seorang lagi berasal dari Bani Laits. 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement