Selasa 31 Mar 2020 13:44 WIB

RSUP Persahabatan : Penggunaan Chloroquine Belum Ada Keluhan

Obat apa saja yang digunakan untuk pasien merupakan kewenangan tim dokter.

Rep: Rizky Suryarandika / Red: Agus Yulianto
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan merupakan salah satu rujukan pasien positif corona yang menerapkan pengobatan dengan chloroquine. Hingga saat ini, RSUP Persahabatan mengklaim belum ada keluhan pasien corona yang dirawat dengan Chloroquine. 

Direktur Utama RSUP Persahabatan, Rita Rogayah menyebut, standarisasi perawatan pasien corona merupakan kewenangan tim dokter. Termasuk dalam hal itu ialah penggunaan obat apa saja yang digunakan. Dia mengatakan, selama ini, tak ada keluhan mengenai pemakaian obat pada pasien corona.

"Pokoknya selama ini tidak ada komplain masalah obat, berarti harusnya ada (klorokuin)," kata pada Republika, Selasa (31/3).

Walau sudah menggunakan chloroquine, dia belum bisa memastikan efektivitas obat tersebut. Menurutnya, perlu penelitian panjang sebelum bisa memutuskannya. Penerapan Chloroquine pada satu dua pasien tak serta merta menyatakannya efektif membunuh virus corona.

"Enggak bisa langsung diputuskan ini efektif setelah pakai (Chloroquine). Tidak bisa begitu, masih panjang. Anggap saja ini (penggunaan Chloroquine ) penelitian kecil, tidak bisa mendadak hasilnya," ujar Rita.

Diketahui, Chloroquine ialah obat yang biasa digunakan guna mencegah dan mengobati malaria. Klorokuin bersifat sisontosida darah dan gametosida P.vivax dan P. malariae. Obat ini kerap diberikan pada penderita malaria di wilayah endemik atau area yang diketahui berisiko tinggi terjangkit malaria. 

Berdasarkan pengalaman sejumlah negara yang terserang corona, Chloroquine dianggap ampuh menyembuhan pasien sementara ini. Atas dasar itu, WHO menganjurkan Chloroquine sebagai obat corona alternatif sepanjang obat sesungguhnya belum ditemukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement