Selasa 31 Mar 2020 09:47 WIB

Akses Jalan Provinsi di Kabupaten Bandung Terenam Banjir

Akibat banjir, kendaraan tidak bisa melintasi jalan provinsi di kabupaten Bandung

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah warga berjalan melintasi banjir di Bojongasih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Sejumlah warga berjalan melintasi banjir di Bojongasih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Akses jalan provinsi di Jalan Dayeuhkolot menuju Baleendah dan Banjaran Kabupaten Bandung terendam banjir akibat luapan sungai Citarum sejak Senin (30/3) sore hingga Selasa (31/3) pagi. Akibatnya, kendaraan roda dua dan roda empat serta kendaraan berat tidak bisa melintasi jalur tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, ketinggian air di Jalan Raya Dayeuhkolot, depan Masjid Ash-Shopia mencapai 40 sentimeter hingga 100 sentimeter. Sedangkan di jalan raya Moch Toha, depan Metro Garmen ketinggian mencapai 50 hingga 120 sentimeter.

"Jalan Raya Dayeuhkolot depan Ash-Shopia, ketinggian 40 sampai 100 sentimeter dan di Jalan Moch Toha depan pabrik Metro Garmen, 50 sampai 120 sentimeter," ujar Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten Bandung, Hendra saat dihubungi, Selasa (31/3).

Hujan deras yang berlangsung sejak Senin (30/3) sore hingga malam pun menyebabkan sejumlah pemukiman di Kabupaten Bandung terendam banjir, Selasa (31/3) pagi. Salah satu wilayah yang rutin terendam banjir akibat luapan sungai Citarum yaitu Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. Akibatnya aktivitas masyarakat menjadi terhambat dan pemukiman serta fasilitas publik lainnya ikut terendam banjir.

Salah seorang warga RT 05 RW 04, Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, Ros mengungkapkan ketinggian air di kediamannya hendak mencapai lantai dua rumahnya. Menurutnya, hujan berlangsung sejak Senin siang hingga malam.

"Hujannya dari jam 2 sampai malam gak berhenti," ujarnya saat dihubungi, Selasa (31/3). Ia mengaku melihat kondisi tersebut sudah sejak satu pekan mengungsi ke rumah orang tua di wilayah Ciparay.

"Saya sudah satu minggu mengungsi ke Ciparay di orangtua," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement