Senin 30 Mar 2020 19:10 WIB

Erick Thohir Koordinasikan Proyek BUMN ke Menkeu

Program yang paling penting ialah stimulus ekonomi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kiri) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) menandatangani nota kesepahaman dalam konferensi digital di Jakarta, Senin (30/3). Erick menyatakan akan berkoordinasi dengan menteri keuangan terkait proyek BUMN.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kiri) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) menandatangani nota kesepahaman dalam konferensi digital di Jakarta, Senin (30/3). Erick menyatakan akan berkoordinasi dengan menteri keuangan terkait proyek BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengaku akan menyampaikan secara rinci terkait perkembangan proyek strategis nasional kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani. Termasuk rencana penambahan PMN bagi beberapa BUMN yang menjalankan proyek strategis nasional.

"Nanti kita akan presentasi setelah dapat persetujuan Menkeu karena (BUMN) ini ada yang nambah PMN, ada yang modal sendiri, mapping dulu," kata Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (30/3).

Baca Juga

Program yang paling penting, kata Erick, ialah stimulus ekonomi untuk menangani dampak wabah corona. Namun untuk proyek yang memang sudah ditugaskan presiden akan jalan terus.

Pun dengan sejumlah proyek strategis milik Pertamina yang menurut Erick tetap harus berjalan. Erick tak ingin Pertamina hanya sekadar fokus dalam penurunan harga minyak saat ini tanpa memikirkan pembangunan infrastruktur.

"Sekarang kita fokus kepada harga minyak yang menurun tetapi kita lupa membangun lagi infrastruktur yang kita butuhkan, apakah nanti LNG dengan PLN, dan lain-lain termasuk ada PGN yang kita sudah rapatkan," ucap Erick.

Selain itu, Erick menyampaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memang akan terkendala dengan tidak bisa masuknya tenaga kerja asal Cina ke Indonesia lantaran Korona. Namun, Erick memastikan proyek tersebut tetap akan berjalan. Erick menilai sektor transportasi publik sangat vital lantaran besarnya jumlah penduduk Indonesia, terutama yang berada di Jabodetabek dan Bandung.

"Pada saat ini kondisi bermitra kita dengan China, tentu tenaga kerja asing belum bisa masuk, tentu pasti ada penundaan, tapi proyek jalan terus," ucap Erick. 

Selain kereta cepat, kata Erick, proyek strategis lain yang tetap berjalan adalah proyek 35 ribu megawatt meski mungkin akan ada pengkajian ulang untuk pemetaan proyeknya. Kata Erick, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah melakukan pemetaan dalam melihat kebutuhan industri yang bisa disinergikan saat ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement