Senin 30 Mar 2020 12:12 WIB

KKP Targetkan Ekspor Udang Meningkat 250 Persen Hingga 2024

KKP sudah menyiapkan peta jalan sentra produksi udang untuk lima tahun ke depan

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menumpukan udang vaname (Litopenaeus vannamei) di pusat pasar tradisional Peunayung, Banda Aceh. ilustrasi
Foto: Antara/Ampelsa
Pedagang menumpukan udang vaname (Litopenaeus vannamei) di pusat pasar tradisional Peunayung, Banda Aceh. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menyampaikan akan terus mendorong produktivitas budidaya, salah satunya udang vaname di beberapa daerah. Ia mengaku telah menyiapkan strategi untuk genjot produksi di hulu.

Hal ini merupakan langkah KKP dalam menyiapkan sejumlah skenario apabila pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap produksi perikanan di Tanah Air, terutama perikanan budidaya dan kinerja ekspor.

Baca Juga

"Kita punya target peningkatan ekspor udang sebesar 250 persen hingga 2024. Artinya kita perlu optimalisasi lahan tambak yang ada," ujar Slamet dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (30/3).

Slamet menyebut sejumlah daerah di kawasan pantai Selatan Jawa yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sentral produksi udang. Kendati begitu, dia katakan, harus pertimbangkan daya dukung lingkungan. Slamet mengaku sudah menyiapkan peta jalan untuk lima tahun ke depan yang berisi straregi KKP dalam menggenjot produksi udang nasional.

Menurut Slamet, pihaknya bakal melakukan optimalisasi lahan tambak melalui pendekatan kawasan berbasis kawasan, dimana aspek keberlanjutannya bakal terjamin.

"Kami akan pastikan bahwa supply benih dan juga ketersediaan pakan ikan terjamin dengan harga yang terjangkau di masyarakat," lanjut Slamet.

Sebagai informasi, salah satu daerah budidaya udang vaname di Jawa Barat berada di kawasan Cidaun, Kabupaten Cianjur. Adalah PT. Kawan Kita Semua yang mengelola tambak seluas 5 hektare dengan menerapkan teknologi intensif.

Direktur Utama, PT. Kawan Kita Semua, Dudi Hermawan mengatakan produksi udang cukup tinggi, dari panen hari ini mencapai 70 ton dari luas lahan 2,5 hentare artinya produktivitas rata rata tambak yang ia kelola mencapai 28 ton per hektar dengan size 20-25 ekor per kg.

Dudi mengaku, pandemi Covid-19 turut memicu penurunan harga udang di pasar, namun sejauh ini aktivitas ekspor masih cukup stabil sehingga aktivitas ekspor masih mereka jalankan.

"Namun karena situasi global ini sulit diprediksi tentu langkah antisipatif perlu dilakukan," ucap Dudi.

Dudi juga mengeluhkan kondisi pasar yang kurang menentu dan mengharapkan pemerintah hadir untuk dapat menyelesaikan masalah. Dudi menilai ketidakpastian pasar menjadikan perusahaan melakukan panen lebih awal. Ia khawatir pabrik tutup karena pasar yang kurang atau pegawainya yang sudah mulai berkurang. Di sisi lain harga udang menurun sedangkan harga pakan naik.

"Saya sudah mendapatkan informasi awal April ini harga pakan ikan dan udang akan naik. Kami harap pemerintah dapat memastikan pasar serta dapat menyerap produksi yang ada di masyarakat, bila tidak maka kondisi pembudidaya akan semakin terpuruk," ungkap Dudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement