Senin 30 Mar 2020 11:19 WIB

Kisah Ulama yang Begitu Khusyuk Mendengarkan Alquran

Ulama ini begitu khusyuk mendengarkan Alquran bahkan ketika kakinya dipotong.

Kisah Ulama yang Begitu Khusyuk Mendengarkan Alquran (Ilustrasi)
Foto: MgIt03
Kisah Ulama yang Begitu Khusyuk Mendengarkan Alquran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama adalah pewaris nabi, demikian sabda Rasulullah SAW. Orang-orang yang alim cenderung lebih akrab dengan Alquran. Bahkan, tak jarang mereka menangis haru lantaran hatinya tersentuh bacaan Kalamullah.

Kisah berikut ini merupakan salah satu contoh dari alim ulama yang demikian. Alkisah, Imam Rafi'i bin Mahran pernah menderita penyakit akalah. Itu sejenis tumor yang menyerang tulang pada bagian lutut.

Baca Juga

Satu-satunya cara untuk menghilangkan penyakit tersebut adalah dengan mengamputasi kaki. Waktu itu, dokter menawarkan minuman keras (khamr) untuk meredam rasa sakit tatkala proses amputasi berlangsung.

Namun, ulama dari Persia itu menolak anjuran sang dokter. Ia berkata, "Aku punya obat yang lebih mujarab dari apa yang engkau tawarkan kepadaku. Datangkan kepada saya seorang pembaca Alquran, qari."

Setelah permintaannya itu dipenuhi, Imam Rafi'i berkata, "Wahai dokter, jika ayat Alquran sedang dilantunkan dan Anda melihat muka saya memerah, mata saya terbelalak, maka itulah saat yang tepat untuk Anda mengamputasi kaki saya."

Ketika qari melantunkan ayat-ayat Alquran, tak menunggu waktu lama, Imam Rafi'i pun memerah mukanya. Matanya pun tampak terbelalak. Khususnya, saat ia mendengar ayat peringatan serta ancaman Allah SWT terhadap para pendosa.

Imam Rafi'i merasakan, seolah-olah ancaman itu ditujukan pada dirinya. Saat itulah, dokter mulai memotong urat-urat serta menggergaji tulang kaki beliau. Subhanallah, tidak terdengar satu pun keluhan atau rintihan rasa sakit yang keluar dari mulut lelaki saleh tersebut.

Hidup bersama Alquran adalah kenikmatan tiada tara. Bagaimana cara kita mendapatkannya? Langkah pertama adalah membaca (tilawah) Alquran. Lebih jelas lagi, haqqut tilawah.

"Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab mereka senantiasa membacanya dengan sebenar-benarnya bacaan (haqqut tilawah), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya..." (QS Al-Baqarah : 121).

Haqqut tilawah dalam ayat tersebut adalah berfungsinya lisan, akal, dan hati ketika melantunkan Alquran.

Lisan berfungsi dengan baik ketika mampu mentartikannya. Berfungsinya akal adalah dengan memahami isi ayat yang dilantunkan. Berfungsinya hati adalah dengan merenungkan nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement