Ahad 29 Mar 2020 22:28 WIB

Empat PDP di NTB Meninggal Dunia

Dua pasien negatif corona, dua lainnya masih menunggu hasil tes Balitbang Kemenkes.

Petugas BMH melakukan penyemprotan disinfektan di salah satu masjid yang berada di kota Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. (ilustrasi)
Foto: Dok BMH
Petugas BMH melakukan penyemprotan disinfektan di salah satu masjid yang berada di kota Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Empat pasien dalam pengawasan (PDP) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal dunia. Dua pasien negatif corona, sementara dua lainnya masih menunggu hasil tes dari Balitbang Kemenkes.

"Satu orang PDP di Kabupaten Bima, satu orang WNA dan dua orang PDP yang meninggal di Kota Mataram," kata Kepala BPBD NTB, H Ahsanul Khalik di Mataram, Ahad (29/3).

Baca Juga

Ahsanul mengatakan, dari empat orang yang meninggal dua orang sudah terkonfirmasi meninggal bukan karena virus corona. Sementara, dua orang masih menunggu hasil laboratorium.

"Sudah diambil swab untuk uji laboratorium dan hasil labnya akan diumumkan secara terbuka apabila sudah ke luar dari Litbangkes Kemenkes RI," ujarnya.

Ahsanul Khalik menjelaskan sampai saat ini, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) secara kumulatif di NTB sebanyak 938 orang. Dari jumlah itu yang sudah lepas dari pemantauan sebanyak 230 orang, sehingga masih terdapat 708 orang dalam status ODP.

Data yang sama menyebutkan, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di NTB secara kumulatif tercatat sebanyak 43 orang. Dari jumlah itu, yang sudah selesai pengawasan sebanyak 19 orang, sehingga masih ada 24 kasus berstatus PDP. Sedangkan, 19 orang dinyatakan PDP yang sudah selesai pengawasan, terdiri dari 4 orang yang telah meninggal dunia tersebut.

Sementara, dua orang sudah terkonfirmasi bahwa meninggal bukan karena Covid-19 dan dua orang lagi yakni, asal Kota Mataram masih menunggu hasil laboratorium, serta 15 orang sisanya dalam keadaan sembuh. Sejauh ini di NTB terdapat dua orang yang dinyatakan positif Covid-19.

Menurutnya, yang paling penting saat ini semua pihak mengikuti petunjuk yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, tetap saling mengingatkan dan saling menjaga, dengan cara cuci tangan, jaga jarak (physical distancing), jalankan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi vitamin, jauhi keramaian dan jangan termakan berbagai isu dan informasi hoaks.

"Dapatkan informasi dari sumber resmi dan dapat di percaya," katanya.

Sebelumnya, salah seorang pasien IMS (55) warga Karang Madain, Kota Mataram berstatus PDP meninggal setelah mendapat perawatan dan sempat diisolasi di RSUD Provinsi NTB. Pasien IMS masuk IGD RSUD Provinsi NTB pada Rabu (25/3) lalu. Pasien datang dengan diantar oleh keluarga setelah pulang dari salah satu Rumah Sakit swasta di Kota Mataram. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus, jantung dan hipertensi.

"Pasien masuk ke RSUD Provinsi sudah dalam kondisi lemah dan ditangani secara intensif oleh tim medis RSUD," ucap Ahsanul Khalik.

Ia menjelaskan, karena saat ini sedang ramai dengan kasus Covid-19 dan tanda awal dari pasien dalam kondisi lemah dan keluhan sesak napas, maka pihak RSUD Provinsi sesuai dengan SOP mengambil langkah melakukan isolasi. Keputusan isolasi itu sendiri dilakukan pada Jumat (27/03) pada pukul 13.00 Wita dan terus dilakukan pemantauan serta perawatan kepada pasien.

"Pada Sabtu, (28/03) kemarin, kondisi pasien semakin lemah sehingga dokter penanggung jawab stand by dan memantau kondisi pasien secara seksama. Pada pukul 14.00 - 16.00 Wita kondisi pasien semakin melemah dan pada pukul 16.30 Wita pasien dinyatakan meninggal di hadapan keluarga dan tenaga medis," jelas Ahsanul Khalik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement