Ahad 29 Mar 2020 19:42 WIB

Dompet Dhuafa Himpun Wakaf Alat Kesehatan Hadapi Covid-19

Program ini sekaligus mengenalkan wakaf kepada masyarakat.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
    Dompet Dhuafa sosialisasikan program Wake Up! Wakaf di Car Free Day di Jakarta. Dompet Dhuafa menggelar program Wakaf Alat Kesehatan di tengah kondisi darurat penanganan wabah corona.
Foto: Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa sosialisasikan program Wake Up! Wakaf di Car Free Day di Jakarta. Dompet Dhuafa menggelar program Wakaf Alat Kesehatan di tengah kondisi darurat penanganan wabah corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) menginisiasi program wakaf alat kesehatan (alkes), demi turut mengatasi penyebaran Covid-19 atau virus corona. Konsep patungan wakaf digunakan agar alkes yang harganya mahal bisa disediakan bagi mereka yang membutuhkan.

General Manager Wakaf DD Bobby Manullang menjelaskan, program ini sekaligus mengenalkan kepada masyarakat tentang wakaf. DD ingin menggugah setiap cabang donasi dalam filantropi Islam, termasuk wakaf.

Baca Juga

"Zakat dan sedekah itu kan masyarakat sudah biasa. Maka kita kenalkan spektrum lebih luas dari penghimpunan wakaf serta manfaatnya," kata Bobby kepada Republika.co.id pada Ahad, (29/3).

Ia melanjutkan, wakaf ini difokuskan untuk pengadaan alat-alat penunjang kesehatan. Sementara, dana dari zakat, infak, dan sedekah DD difokuskan pada pelayanana medis.

 

Melalui wakaf alkes ini, lanjut Bobby, masyarakat dapat lebih tertarik berdonasi lewat pengadaan alat kesehatan. "Secara fikih pengadaan alkes dibenarkan dihimpun berbasis wakaf. Karena alkes punya manfaat dan nilai pakai dalam beberapa waktu tertentu, ini termasuk wakaf khoiri yang manfaatnya berlangsung, sehingga bisa dijadikan sebagai dasar penghimpunan wakaf," kata Bobby menjelaskan.

Ia menuturkan, wakaf alkes ini berkonsep patungan wakaf. Dengan begitu, berapa pun dana yang terkumpul akan disalurkan untuk membeli berbagai alat kesehatan meliputi termometer, penyemprotan disinfektan, ventilator, alat rapid test, dan lainnya. 

Bobby memisalkan, ada orang berwakaf Rp 100 ribu, maka uang itu bisa digunakan membeli satu alat rapid test. Karena harga ventilator lumayan mahal, DD menyosialisasikan dalam bentuk patungan wakaf. "Beberapa orang kita kolektifkan untuk membeli satu unit ventilator atau alat bantu pernapasan," kata Bobby.

Sejak program ini dimulai pada sekitar 10 Maret lalu, sudah hampir Rp 1 miliar dan wakaf terkumpul. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement