Ahad 29 Mar 2020 14:33 WIB

Kalung Tangkal Corona Dijual Bebas, Dokter: Itu tak Efektif

Dokter menyarankan agar masyarakat ikuti saran dari organisasi kesehatan yang resmi.

Rep: Mabruroh/ Red: Endro Yuwanto
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalung antivirus corona dijual secara online, baik di jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram hingga di beberapa platform e-commerce seperti Bukalapak, Shopee, dan Lazada. Pemilik toko pun mematok harga yang cukup bervariasi untuk kalung penangkal virus keluaran Jepang tersebut.

Beberapa toko menjual dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 300 ribu untuk satu kalung merek Shutout. Salah satu toko daring di Jakarta Barat, Panda Indo Teknik mendeskripsikan bahwa kalung tersebut mampu mencegah virus dan bakteri dengan masa kadaluarsa 30 hari sejak kemasan dibuka. Kalung tersebut dianggap menghasilkan klorin dioksida yang melindungi pemakainya dari serangan virus, bakteri, dan jamur dalam jarak satu meter.

Begitu juga menurut salah satu toko di Jakarta Utara 99Shop.id yang menyebutkan bahwa kalung tersebut berfungsi menghilangkan virus dan bakteri yang floting di sekitar dengan cara mengoksidasi dan menonaktifkan protein penyusun virus. Cara pakainya mudah cukup dengan menggantungnya di leher dan secara otomatis akan memblok virus sehingga kalung ini juga dianggap cocok digunakan di tempat umum yang rawan dengan virus corona.

Namun, dokter subspesialisasi pulmonologi respirologi RSCM, Nastiti Kaswandani menegaskan, benda-benda seperti itu tidak efektif dan tidak bisa menangkal virus corona atau covid-19. "Tidak (bisa menangkal corona)," kata Nastiti, Ahad (29/3).

Kalung tersebut diklaim mampu membunuh virus dan bakteri dengan efek disinfektan dan sterilisasi dalam radius satu meter. Bahhkan sudah banyak artis-artis yang menggunakan kalung tersebut. Mengenai hal ini, Nastiti menyarankan agar masyarakat mengikuti saran dari organisasi kesehatan yang resmi dan terpecaya seperti IDI, Kementerian Kesehatan, dan WHO.

Adapun dokter Spesialis paru dari RS Persahabatan Achmad Hudoyo enggan berkomentar. Pasalnya, ia belum pernah melakukan maupun menemukan penelitian terhadap kalung tersebut. "Belum menemukan hasil penelitiannya," kata Hudoyo.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, berulang kali mengatakan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam memutus rantai penyebaran covid-19. Caranya dengan menanamkan perilaku hidup bersih dengan sering mencuci tangan serta menjaga jarak minimal satu meter.

"Tidak perlu cari sesuatu yang sulit karena sudah dibuktikan virus corona ini mudah hancur kena sabun atau detergen. Tidak ada alasan tidak punya handsanitizer, cuci tangan pakai sabun, ini penting," tegas Yuri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement