Sabtu 28 Mar 2020 09:59 WIB

Psikolog Anjurkan Kehidupan Anak tak Berubah Meski di Rumah

Ajak anak untuk tetap mandi pagi dan tidak malas-malasan meski di rumah.

Siswa SMPN 5 Bandung Rakean Ahmad (14) laman Google Classroom untuk mengerjakan tugas sekolah di kediamannya di Bandung, Rabu (18/3). Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah sebagai antisipasi penyebaran SARS COV-2 di Bandung. Psikolog anjurkan anak tidak berubah ritme kehidupannya meski berada di rumah.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Siswa SMPN 5 Bandung Rakean Ahmad (14) laman Google Classroom untuk mengerjakan tugas sekolah di kediamannya di Bandung, Rabu (18/3). Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah sebagai antisipasi penyebaran SARS COV-2 di Bandung. Psikolog anjurkan anak tidak berubah ritme kehidupannya meski berada di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr Rose Mini Agoes Salim mengatakan sirkulasi kehidupan anak harus tetap sama seperti biasa. Tak ada yang perlu diubah selama anak belajar di rumah akibat pandemi Covid-19 saat ini.

"Jangan sampai bangunnya jadi siang, mandi atau tidak mandi malah tidak masalah. Itu tidak benar, tetap harus ada sirkulasi kehidupan sebagaimana biasanya," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (28/3).

Baca Juga

Sebab yang beda dari kondisi saat ini hanyalah tempat belajarnya. Jika biasanya di sekolah, saat ini dilaksanakan di rumah.

Apabila sirkulasi kehidupannya diubah menjadi malas-malasan saat bangun, mandi dan sebagainya, maka ketika kondisi sudah kembali normal hal itu akan sulit untuk mengubahnya kembali. "Bisa-bisa nanti anak tidak mau bangun pagi lagi, tidak mau sarapan, tidak mau mandi dan sebagainya," kata dia.

Menurut dia, sebetulnya kondisi dan pola pikir anak tidak akan berubah selama pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di rumah saat ini berjalan dengan baik. Sebab, anak setiap harinya mendapat tugas dari guru.

Yang penting, kata dia, tugas-tugas itu dilakukan dan kemudian diunggah kembali agar gurunya dapat melihat dan memeriksa.

Terkait tugas rumah yang diberikan guru, orang tua harus saling bekerjasama antara ayah dan ibu dalam membimbing anak agar tidak kewalahan. Apalagi jika memiliki beberapa anak dengan jenjang pendidikan yang berbeda-beda.

"Jangan sampai orang tuanya yang stres karena biasanya tidak mengajari pelajaran yang menjadi tugas oleh anak setiap harinya. Jadi antara ayah dan ibu bekerjasama membimbing anak melakukan pembelajaran jarak jauh," katanya.

Apalagi, sebenarnya guru hanya memberikan tugas sebagaimana dilakukan di kelas yakni tidak begitu sulit, melainkan hanya mencapai indikator pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan sekolah dari kurikulum. "Waktunya juga sebagaimana di kelas, cukup singkat. Jadi butuh bimbingan orang tua," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement