Sabtu 28 Mar 2020 05:45 WIB

Warga Takut Urus Jenazah Warga Yogyakarta yang Meninggal

Tdak ada diagnosa pada warga Yogyakarta itu yang mengarah ke Covid-19.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Warga Takut Urus Jenazah Warga Yogyakarta yang Meninggal. Penyemprotan Jalan Protokol Yogya. Petugas mengadakan sosialisasi untuk menghindari penularan virus covid 19 di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Penyemprotan disenfektan untuk pencegahan penyebaran virus corona atau covid 19 mulai dilakukan di jalan protocol serta fasilitas umum. Tahap pertama di jalan di sekitar Kawasan Tugu Pal Putih. Selain itu, juga ada sosialisasi kepada masyarakat dengan pengeras suara. Wihdan/ Republika
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Warga Takut Urus Jenazah Warga Yogyakarta yang Meninggal. Penyemprotan Jalan Protokol Yogya. Petugas mengadakan sosialisasi untuk menghindari penularan virus covid 19 di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Penyemprotan disenfektan untuk pencegahan penyebaran virus corona atau covid 19 mulai dilakukan di jalan protocol serta fasilitas umum. Tahap pertama di jalan di sekitar Kawasan Tugu Pal Putih. Selain itu, juga ada sosialisasi kepada masyarakat dengan pengeras suara. Wihdan/ Republika

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Warga Ngampilan, Yogyakarta tidak berani mengurus jenazah salah satu warga yang meninggal, Jumat (27/3). Warga berjenis kelamin laki-laki berumur 68 tahun yang meninggal tersebut memiliki riwayat melakukan perjalanan dari DKI Jakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, warga meninggal tersebut belum sempat melakukan tes swab virus corona (Covid-19) sehingga, tidak diketahui apakah positif Covid-19 atau tidak.

Baca Juga

"Warga sekitar tidak berani mengurus, Maka datang kepala Puskesmas dengan pakaian APD. Kemudian setelah banyak perbincangan, maka mendapat bantuan bungkus jenazah dari RS Yogya, diangkut dengan ambulans milik Dinsos Pemkot Yogya dan dimakamkan di Pakuncen," kata Heroe kepada wartawan, Jumat.

Warga tersebut juga sempat mengeluhkan batuk dan sempat diperiksa di salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta. Namun, tidak ada diagnosa yang mengarah ke Covid-19 dan tidak dilakukan isolasi di rumah sakit.

Namun, hanya diminta melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Warga meninggal ini diketahui juga memiliki penyakit strok.

"Mungkin RS PKU juga belum menegakkan diagnosa sampai Covid-19, sebatas batuk dan stroke saja. Sehingga terkait dengan pemeriksaan pertama belum ada info seperti apa," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement