Jumat 27 Mar 2020 12:10 WIB

Investasi Mata Uang Kripto Laris Manis di Tengah Pandemi

Aset kripto tidak terkena dampak secara langsung dari pandemi Covid-19.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nora Azizah
Aset kripto tidak terkena dampak secara langsung dari pandemi Covid-19 (Foto: ilustrasi mata uang kripto, bitcoin)
Foto: Reuters/Benoit Tessier
Aset kripto tidak terkena dampak secara langsung dari pandemi Covid-19 (Foto: ilustrasi mata uang kripto, bitcoin)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kabar penyebaran kasus covid-19 disebut tidak terlalu berdampak terhadap investasi mata uang kripto. Hal tersebut tercermin dari harga aset kripto terus mengalami peningkatan sejak awal tahun 2020.

"Trading platform merupakan industri yang tidak terkena dampak oleh corona. Situasi ini justru membuat untung trader dan investornya," kata CEO Indonesia Digital Asset Exchange (Indodax), Oscar Darmawan, melalui siaran pers, Kamis (26/3).

Baca Juga

Menurut Oscar, mata uang kripto seperti bitcoin merupakan aset yang aman dan menjadi primadona. Aset kripto tidak terkena dampak secara langsung karena yang menentukan harga hanyalah supply dan demand.

Oscar mengatakan, penyebaran Covid-19 membuat orang-orang terpaksa bekerja dari rumah. Sehingga orang-orang mulai memikirkan investasi baru dengan pengembalian yang cepat. Salah satunya dengan cara trading aset kripto.

Pada awal tahun, harga bitcoin masih 90 jutaan. Saat ini, Selasa (24/3/2020) sekitar pukul 6 petang, harga bitcoin sudah mencapai Rp110 juta. Kondisi ini berbeda dengan produk investasi lain yang mengalami penurunan karena COVID-19.

Oscar  mengakui sempat ada penurunan harga hingga Rp64 juta pada pertengahan Maret lalu. Namun, penurunan yang drastis itu hanya bersifat sementara. Hal itu justru dimanfaatkan oleh para investor atau trader.

"Saat ini, mereka sudah mengambil profit lebih dari 70 persen karena Bitcoin kembali menyentuh harga 110juta, pada Kamis (26/3) sekitar pukul 09.00 WIB," ungkap Oscar.

Seiring meningkatnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang aset kripto, Oscar mengakui, member Indodax juga terus meningkat. Saat ini, member Indodax sudah hampir mencapai 2 juta orang dan 99 persennya adalah orang Indonesia.

Pada awal tahun ini, jumlah volume trading di Indodax sudah mencapai Rp2 triliun per bulan. Perusahaan rintisan ini juga telah menjual lebih dari  60 aset digital termasuk bitcoin, ethereum dan lainnya.

"Banyak trader dan investor aset kripto, khususnya di Indodax meraup untung (take profit) lebih dari 10 persen dalam sehari," tutur Oscar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement