Kamis 26 Mar 2020 16:46 WIB

AS Salahkan China tak Transparan Informasi Virus Corona

China masih menahan informasi yang diperlukan dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agus Yulianto
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengkritik penanganan China terhadap pandemi virus corona, Kamis (26/3). Dia mengatakan, China masih menahan informasi yang diperlukan dunia untuk mencegah kasus berkembang lebih besar.

"Kekhawatiran saya adalah penyembunyian ini, disinformasi yang dilakukan oleh Partai Komunis China ini, masih menahan informasi yang dibutuhkan dunia sehingga kita dapat mencegah kasus-kasus lebih lanjut atau sesuatu seperti ini agar tidak terulang lagi," kata Pompeo.

Pompeo telah mengulangi tuduhan sebelumnya bahwa keterlambatan Beijing dalam berbagi informasi tentang virus telah menciptakan risiko bagi orang-orang di seluruh dunia. Kondisi tersebut akhirnya membahayakan ribuan nyawa.

Selain menuding China, Pompeo juga menuduh Iran dan Rusia melakukan kampanye disinformasi tentang virus tersebut. "Kampanye disinformasi dari Rusia dan Iran serta China terus berlanjut. Mereka membicarakannya berasal dari Angkatan Darat AS dan mereka mengatakan mungkin itu dimulai di Italia. Semua hal untuk mengalihkan tanggung jawab," ujarnya.

Saat ini, menurut Pompeo, bukan waktunya negara-negara saling menuduh. Virus corona merupakan krisis global yang sedang berlangsung sehingga transparansi dan sikap berbagi justru yang perlu dilakukan untuk mendukung komunitas dan layanan kesehatan global.

Pernyataan Pompeo pun ditanggapi China. Beijing mengatakan AS harus berhenti memolitisasi epidemi dan memfitnah negara tertentu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan, Beijing telah transparan dan berbagi informasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun negara-negara lain, termasuk AS.

"Kami mendesak AS untuk berhenti memolitisasi epidemi dan berhenti menyerang ataupun memfitnah China," kata Geng. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement