Kamis 26 Mar 2020 07:06 WIB

Amalan Ibadah yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Membaca Alquran sendiri sejatinya dapat membantu jiwa kita memperoleh ketenangan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi ibadah di rumah.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Ilustrasi ibadah di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Para ulama serta pemerintah telah memerintahkan masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, termasuk dalam beribadah di masjid. Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) semakin meluas.

Meski demikian, sesungguhnya terdapat sejumlah amalan ibadah yang dapat dilakukan di rumah dan dapat diterapkan dengan intensitas rutin. Apalagi di tengah tersedianya waktu yang cukup di rumah seperti sekarang ini.

Berikut beberapa amalan ibadah yang bisa dilakukan dari rumah:

Shalat tahajud

Berdasarkan buku Qira’ah, Ibadah dan Dakwah karya penulis dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disebutkan, shalat tahajud merupakan ibadah yang dapat dikerjakan pada waktu malam hari setelah bangun tidur.

Shalat ini bersifat sunah dengan syarat waktu serta ketentuan yang terkandung di dalamnya. Adapun pelaksanaan shalat ini bisa dilakukan dengan dua rakaat. Adapun niat shalat ini dilafalkan: “Usholli sunnata-tahajudi rakataini ba’diyatan lillahi ta’ala,”. Yang artinya: “Saya niat shalat sunah tahajud dua rakaat karena Allah SWT,”.

Shalat dhuha

Shalat ini merupakan ibadah sunah yang dapat dilaksanakan pada waktu dhuha, atau kira-kira matahari sedang naik setinggi tujuh hasta (pukul 07.00 WIB hingga menjelang dzuhur). Adapun bilangan shalat dhuha sekurang-kurangnya dapat dilakukan sebanyak dua rakaat. 

Shalat hajat

Di tengah wabah Covid-19 yang melanda seperti sekarang ini, mendirikan shalat hajat menjadi ibadah yang bisa dipilih di saat diri beraktivitas di rumah. Adapun shalat hajat merupakan shalat yang dikerjakan ketika kita mempunyai kebutuhan, sehingga dengan mendirikan shalat itu maka kita memohon agar Allah dapat mengabulkan hajat atau kebutuhan kita.

Apabila kebutuhan kita adalah dapat beraktivitas secara normal dan dihilangkan segala wabah yang ada, maka ada baiknya mendirikan shalat hajat ini. Shalat hajat sendiri dapat dikerjakan dua rakaat dengan niat yang dilafalkan sebagai berikut:

“Usholli sunnatal-haajjati rak’ataini lillahi ta’ala,”. Yang artinya: “Saya niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah SWT,”. 

Shalat tasbih

Dinamakan shalat tasbih karena di dalam shalat ini terdapat banyak sekali bacaan tasbih yang menyertainya. Shalat tasbih sendiri dapat dilakukan sebanyak empat rakaat dan di setiap rakaatnya kita diwajibkan membaca tasbih sebanyak 75 kali. Sehingga jika ditotalkan dengan jumlah rakaat yang ada, maka kalimat tasbih yang kita baca dalam shalat tersebut menjadi 300 kali.

Dijelaskan bahwa terdapat anjuran untuk mengerjakan shalat tasbih setiap hari, atau sepekan sekali, atau sebulan sekali, atau paling tidak (minimal) setahun sekali. Namun jika setahun sekali pun tidak, kerjakanlah shalat ini paling minimal sekali dalam seumur hidup.

Adapun niat yang dilafalkan dalam shalat ini berbunyi: “Usholli sunnatan-nasyihi rak’ataini lillahi ta’ala,”. Yang artinya: “Saya niat shalat sunnah tasbih dua rakaat karena Allah SWT,”. Adapun bacaan tasbih yang dilafalkan berbunyi: “Subhanallah walhamdulillahi wa laa illaha illallah, wallahu akbar,”. Yang artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Allah Mahabesar,”.

Membaca Alquran

Tentu saja, amalan ibadah yang dapat mengisi aktivitas kita selama di rumah adalah dengan membaca Alquran. Membaca Alquran sendiri sejatinya dapat membantu jiwa kita memperoleh ketenangan.

Hal itu sebagaimana yang kerap disampaikan oleh para ahli tafsir dalam kitab-kitab tafsir populer. Disebutkan bahwa lantunan bacaan Alquran sejatinya dapat menggugah jiwa serta perasaan manusia. Sehingga diharapkan, hanyalah ketenangan yang kita dapat dengan membaca Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement