Rabu 25 Mar 2020 12:16 WIB

Penyintas Banjir Lebak Semangat Bangun Jembatan Harapan

Ribuan warga Lebak masih dalam penantian menunggu jembatan untuk gerakan ekonomi

Warga gotong royong untuk pembangunan jembatan gantung di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak.
Foto: LAZ Harapan Dhuafa
Warga gotong royong untuk pembangunan jembatan gantung di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Puluhan warga dari kampung Kondang, Seah dan sekitarnya bersama para relawan yang tergabung dari beberapa lembaga, yaitu Harfa Rescue Indonesia, Rumah Amal Salman, dan Vertical Rescue Indonesia bersatu padu dalam gotong royong untuk pembangunan jembatan gantung di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak.

Menurut Endang Sukendar selaku Kepala Desa Cipanas, Kampung Kondang adalah salah satu kampung yang terdampak bencana banjir bandang dengan jumlah korban terdampak kurang lebih 30 kepala keluarga. Ini baru dihitung dari sifat kerugian yang masih berupa materil bangunan rumah, belum dihitung kerugian lain seperti lahan sawah, kebun dan ternak.

Baca Juga

Kerugian secara tak langsung lainnya adalah mandek dan melambatnya perekonomian warga karena jalur akses untuk aktifitas mereka sehari-sehari telah terputus, yaitu jembatan yang menjadi penghubung antar kampung. Bila diestimasi berdasarkan kependudukan, sekitar ratusan warga telah mengalami kerugian akibat dampak dari terputusnya akses jembatan yang biasa mereka gunakan untuk aktifitas dan pekerjaan mereka sehari-hari.

Di tengah maraknya wabah Covid-19, para relawan masih terus bersemangat untuk menyelesaikan pembangunan Jembatan Harapan. Dan tepat sejak Senin (9/3) hingga Senin (23/3) ini Jembatan Harapan masih terus dibangun untuk menyambungkan kembali harapan para warga, LAZ Harapan Dhuafa mengajak sinergi dan kolaborasi berbagai lembaga dan elemen lain agar bisa bersama-sama membangun Jembatan Harapan bagi para warga penyintas bencana agar mereka bisa lekas bangkit.

photo
Warga gotong royong untuk pembangunan jembatan gantung di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak. - (LAZ Harapan Dhuafa)

Indah Prihanande selaku Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa mengungkapkan bahwa selain berkonsentrasi untuk penyelesaian Covid-19, masih banyak amanah lain yang harus tetap berjalan karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Ribuan warga Lebak masih dalam penantian menunggu jembatan untuk menggerakan aktivitas ekonomi mereka.

“Mohon doa dari semuanya agar semua yang bergerak di ranah sosial kemanusiaan dari lembaga apapun diberikan kesabaran, kekuatan dan kemudahan,” kata Indah dalam siaran persnya.

Terhitung sejak dimulai tanggal pembangunan jembatan, progress di hari ke sepuluh sudah mencapai tahap pembangunan mencapai 45 persen, karena kondisi ketinggian tanah yang berbeda diantara dua titik penghubung jembatan maka diperlukan untuk membangun pondasi terlebih dahulu. Tali sling baja sudah ditarik dan dibentangkan, batu-batu besar penahan tali sling dikaitkan dan digotong bersama-sama oleh para warga dan relawan, ada yang mengecat besi, ada yang sedang mengerjakan las kerangka jembatan, ada yang menggali tanah dan berbagai macam, momen ini dijadikan sebagai ajang untuk semakin mempererat silaturahmi dan gotong royong.

"Saya sangat senang sekali bisa mendapatkan pengalaman ini, saya berharap pembangunan jembatan ini bisa cepat selesai. Saya juga senang karena para warga begitu kompak, walaupun itu kadang kita sedang hujan, tapi tidak jadi penghalang untuk kita bergotong royong jembatan ini bersama-sama," ungkap Suarjan salah satu Tim dari Vertical Recue asal Sulawesi Tengah dengan logat timurnya yang khas.

Sobarudin, salah seorang tokoh masyarakat asal kampung Seah yang juga ikut bergotong royong sangat mengapresiasi program pembangunan jembatan yang diinisiasi oleh LAZ Harapan Dhuafa dan rekan-rekan.

"Tentu yang pertama sangat bersyukur dan berterima kasih karena di kampung kami dibangunkan jembatan, ini sangat membantu untuk kami, khususnya para warga yang tinggal di kampung Seah dan Kondang. Silaturahmi kami bisa tersambung kembali dengan saudara-saudara kami di kampung sebelah, Pengajian majelis taklim antar kampung bisa dihidupkan kembali kalau ada jembatan, karena kalau tidak ada jembatan maka kita mesti lewat sungai atau memutar jalan yang jaraknya lumayah jauh," ujar Sobarudin.

Arif Budiman selaku komandan Tim Vertical Rescue mengatakan target pembangunan jembatan memakan waktu sedikit lebih lama karena harus membangun pondasi terlebih dahulu, dan menurut perkiraan bila cuacanya mendukung sekira 3-4 hari lagi jembatan akan selesai dibangun.

Sedangkan Kosasih, yang menjadi penggerak gotong royong di kampung Kondang mengatakan bahwa ia berharap mudah-mudahan kekompakan warga bisa terus terjaga dan pembangunan jembatan bisa cepat rampung, karena mengingat musim penghujan di wilayah ini mulai turun dan banyak aktifitas yang harus segera dilakukan oleh warga agar mereka bisa bisa segera bangkit dari pasca bencana dan hidup seperti sedia kala.

"Iya mudah-mudahan ini jembatannya bisa cepet beres, agar warga bisa segera beraktifitas seperti biasa dengan lebih mudah," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement