Rabu 25 Mar 2020 03:41 WIB

Presiden FIFA: Pandemi Covid-19 Bisa Mereformasi Sepak Bola

Skuat tim sepak bola dan laga yang lebih sedikit bisa menjadi contoh reformasi.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Andri Saubani
Gianni Infantino.
Foto: EPA-EFE/YURI KOCHETKOV
Gianni Infantino.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan semua pihak harus melakukan reformasi sepak bola di tengah pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Ia menyebut, pemangkasan skuat tim sepak bola dan laga yang lebih sedikit dapat menjadi contoh reformasi.

Saat ini, kompetisi sepak bola papan atas seperti Liga Primer Inggris, La Liga, dan Bundesliga sedang ditunda akibat pandemi virus corona. Hal serupa juga berlaku pada kejuaraan level Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa. Bahkan, Euro 2020 terpaksa digelar tahun depan.

"Kita bisa melakukan reformasi sepakbola dengan melihat kembali ke belakang. Perlu ada dampak global terhadap sepakbola, mari kita selamatkan sepak bola dari yang sedang terjadi saat ini," katanya kepada La Gazetta dello Sport, dikutip Sky Sports.

"Mungkin dengan skuat yang lebih ringkas akan seimbang. Lebih sedikit tapi mungkin akan kompetitif untuk menjaga kesehatan pemain. Ini bukan fiksi-sains, mari berdiskusi tentang ini," ujarnya menambahkan.

Meski mengajukan ide memangkas jumlah pertandingan, di sisi lain Infantino dan pihaknya menambah peserta Piala Dunia dari 32 menjadi 48 tim mulai pada 2026.  Infantino juga mengajak semua pihak untuk memerhatikan isu terkini terkait pandemi Covid-19. Bersama WHO, ia ingin memutus rantai penyebaran virus melalui sepakbola.

FIFA membuat video yang menampilkan Lionel Messi, Carli Lloyd dan Gary Lineker untuk meningkatkan perhatian masyarakat ihwal virus corona. Federasi sepakbola tertinggi di dunia itu pun mengumpulkan 8 juta poundsterling dan disumbangkan kepada WHO untuk penanganan Covid-19.

"Yang saya pikirkan tentang virus ini adalah dua hal. Pertama kami mampu, dan berikutnya dunia perlu memahami ini," ucapnya.

"Kita harus memastikan seluruh penduduk dunia bersatu sebagai umat manusia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement