Selasa 24 Mar 2020 15:03 WIB

Ekonomi Bisa Selamat Jika Wabah Corona Berhasil Dicegah

Jika wabah corona gagal dicegah, ekonomi akan berhenti

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
 Drajad Wibowo
Foto: dok. Republika
Drajad Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah penyebaran virus corona di Tanah Air, pemerintah dihadapkan pada dua pilihan. Antara mencegah wabah atau menyelamatkan ekonomi.

Menanggapi itu, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dradjad H Wibowo menegaskan, perekonomian bisa diselamatkan, jika wabahnya dicegah supaya tidak sampai meledak. Dengan begitu tidak bisa hanya memilih salah satu.

Baca Juga

"Banyak kalangan katakan ekonomi harus segera diselamatkan, karena itu kita nggak perlu lakukan tindakan kesehatan masyarakat yang restruktif. Sebagai ekonom, saya anggap pernyataan keliru, coba lihat di China, Iran, dan Italia. Perekonomian di berbagai daerah mereka yang terjangkit wabah otomatis berhenti," jelas Dradjad dalam konferensi pers di Jakarta, pada Selasa, (24/3).

Maka, lanjutnya, pelajaran yang bisa diambil dari ketiga negara itu adalah, jika wabah gagal dicegah, ekonomi akan berhenti, atau tetap bergerak namun jauh berkurang. "Sehingga tidak ada lagi sisi ekonomi yang bisa diselamatkan," kata dia.

Di Jakarta, ujar Dradjad, cukup tinggi yang terdeteksi positif virus corona. "Yang nggak terdeteksi kita nggak tahu berapa banyak, sementara Indonesia belum punya sistem surveilans yang mencakup seluruhnya," ujarnya.

Jadi, tutur dia, pemerintah harus total mencegah wabah corona, bila ingin menyelamatkan perekonomian nasional. "Apapun harus dilakukan, sekalipun lockdown. Seharusnya tidak perlu didiskusikan lagi berapa kerugian kalau lockdown, karena ketika satu daerah menurut para ahli kesehatan dan dokter harus lockdown, ya negara harus ambil tindakan lockdown atau bahasa Undang-Undang karantina, tegas Dradjad.

Ia mengingatkan, pemerintah tidak boleh membiarkan politisi atau ekonom mengintervensi kebijakan lockdown. Pemerintah, katanya, harus mendengarkan ahli kesehatan atau dokter yang merekomendasikan lockdown.

"Jadi jangan pakai pertimbangan ekonomi atau politik untuk tentukan lockdown atau tidak. Itu prinsip utama, jangan sampai Jakarta mengulangi kondisi seperti di Wuhan, Milan, dan daerah lain," ujar dia.

Dirinya melanjutkan, mencegah penyebaran wabah sangat penting. Sebab, pelayanan kesehatan di Tanah Air belum sepenuhnya memadai.

"Kita semua tahu berapa jumlah ruang isolasi, termasuk yang dimiliki RS besar dan ternama. Jangan sampai ada yang dirawat di bukan tempat ruang isolasi, ada yang katakan virus ini penularannya bisa airborne, maka bisa tularkan tenaga medis," jelasnya.

Di sisi lain, Dradjad mengapresiasi terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 2020 mengenao realokasi anggaran untuk penanganan corona. "Saya apresiasi tapi harus betul-betul tepat sasaran," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement