Selasa 24 Mar 2020 13:52 WIB

Presiden: Ojek di Sumut Alami Penurunan Pendapatan Terparah

Presiden menyebut dampak ekonomi parah akibat corona dialami supir dan ojek di Sumut

Tukang ojek saat ngetem di pangkalannya (ilustrasi). Presiden Joko Widodo memperkirakan pekerja harian khususnya sopir angkot dan tukang ojek akan terdampak wabah COVID-19 namun yang paling parah diprediksi menimpa mereka yang berada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Foto: Blogspot.com
Tukang ojek saat ngetem di pangkalannya (ilustrasi). Presiden Joko Widodo memperkirakan pekerja harian khususnya sopir angkot dan tukang ojek akan terdampak wabah COVID-19 namun yang paling parah diprediksi menimpa mereka yang berada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memperkirakan pekerja harian khususnya sopir angkot dan tukang ojek akan terdampak wabah COVID-19 namun yang paling parah diprediksi menimpa mereka yang berada di Provinsi Sumatra Utara (Sumut).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Selasa, dalam Rapat Terbatas (melalui Video Conference) dengan Topik Pengarahan Presiden kepada Para Gubernur Menghadapi Pandemik COVID-19, mengatakan, Pemerintah telah menyusun skenario yang memperkirakan dampak COVID-19 terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

“Untuk sopir angkot dan ojek yang paling berat di Sumatra Utara utama turunnya sampai 44 persen,” kata Presiden.

Untuk itu, ia meminta Pemerintah Daerah mengkalkulasikan angka-angka penurunan itu dengan baik. Kemudian, Pemda diharapkan bersiap dengan pendistribusian bantuan sosial untuk menjaga daya beli mereka.

“Persiapkan bansos provinsi atau kabupaten lewat realokasi dan refocusing (anggaran),” kata Presiden. Presiden meminta agar jajarannya bekerja dengan detail di lapangan.

“Kalau bekerja detail di lapangan juga kita ikuti, masyarakat bergerak, provinsi-provinsi juga telah bekerja dengan baik, baik penyemprotan disinfektan, menyosialisasikan jarak aman, dan skenario paling ringan yang muncul,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement