Selasa 24 Mar 2020 13:25 WIB

Belajar Bahasa di Kampung Inggris Penajam

Warga bisa belajar percakapan bahasa Inggris gratis di kampung Inggris.

Peserta berlatih bahasa Inggris. ilustrasi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Peserta berlatih bahasa Inggris. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PENAJAM -- Masyarakat bisa belajar percakapan bahasa Inggris di Kampung Inggris Lawe-Lawe, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Program belajar ini sudah digratiskan sejak Juli 2017.

"Meski nanti warga belajarnya bukan hanya anak-anak seperti sekarang, tapi juga akan diikuti orang dewasa dan umum, kami akan upayakan tetap gratis," ujar Ketua Pengurus Yayasan Sansis Chlidren Village dan Pusat Kreativitas Masyarakat, Sandry E, Selasa (24/3).

Baca Juga

Program ini akan tetap digratiskan oleh yayasan pengelolanya. Yayasan sudah menjalankan berbagai program meski tanpa adanya pungutan biaya dari warga belajar.  Tutornya adalah volunteer (relawan) sehingga dalam menularkan ilmunya didasarkan pada keikhlasan dan semangat pengabdian.

 Lebih dari dua tahun, lanjutnya, hanya dia dan Siska yang menjadi tutor Bahasa Inggris meski lokasinya masih menumpang di Pendopo Kelurahan Lawe-Lawe. Kemudian mulai Februari tahun ini ditambah satu relawan tutor.

Saat ini, lanjut dia lagi, sambil menunggu pembangunan sarana dan prasarana tuntas pada Agustus 2020, proses belajar conversation masih menumpang di Pendopo Kelurahan Lawe-Lawe terus berjalan.  Selanjutnya, proses belajar akan pindah ke lokasi sendiri pada Agustus mendatang. 

Ia juga mengatakan, para relawan tersebut akan turut membantu perekonomian warga setempat. Relawan mendapat biaya makan dan minum dari LSM/NGO yang menugaskan ke Lawe-Lawe. Namun, tidak ada anggaran untuk menginap di hotel sehingga mereka akan menginap di rumah warga.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Government Organization (NGO) tersebut ada yang dari dalam negeri. Ada pula yang datang dari luar negeri seperti dari Amerika dan Australia.

"Para relawan tutor Bahasa Inggris dari NGO ini tidak menginap di hotel karena memang tidak ada anggaran untuk hotel, sehingga mereka akan mondok di rumah warga dengan uang untuk makan dan minum akan diserahkan guna dikelola oleh pemilik rumah," kata Sandry.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement