Senin 23 Mar 2020 16:34 WIB

Mendesak Pemerintah untuk Terus Mencari APD

Minimnya APD menjadikan tenaga medis sangat rentan bila berhadapan dengan Covid-19.

Petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) jas hujan yang tidak layak di RSUD Soesilo, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (18/3/2020). Meningkatnya penanganan pasien yang diduga COVID-19 mengakibatkan pihak rumah sakit tersebut kekurangan APD, sehingga petugas medis terpaksa menggunakan APD seadaanya yang berbahan tipis serta jas hujan.
Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) jas hujan yang tidak layak di RSUD Soesilo, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (18/3/2020). Meningkatnya penanganan pasien yang diduga COVID-19 mengakibatkan pihak rumah sakit tersebut kekurangan APD, sehingga petugas medis terpaksa menggunakan APD seadaanya yang berbahan tipis serta jas hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arif Satrio Nugroho, Sapto Andika Candra, Antara

Desakan kepada pemerintah untuk segera memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, mulai membuahkan hasil. Lewat berbagai upaya pemerintah mendapatkan APD, termasuk masyarakat yang secara swadaya mencari APD untuk membantu tenaga medis berperang melawan virus coron jenis baru.

Baca Juga

Peneliti bidang sosial The Indonesian Institute Nopitri Wahyuni mendesak perlunya APD bagi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19. "Kerentanan para tenaga kesehatan selama pandemi Covid-19 sangat besar. Selain tingkat penularan virus yang tinggi, tenaga kesehatan yang menangani kasus akan terpapar partikel virus lebih banyak dibanding masyarakat umum," kata Nopitri kepada wartawan di Jakarta, Senin (23/3).

Ia mengatakan di tengah kerentanan tenaga medis itu fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan harus siap. Kematian tenaga kesehatan yang menangani pasien terinfeksi SARS-CoV-2 harus membuat pemerintah mengkaji ulang mekanisme perlindungan bagi para tenaga kesehatan.

Nopitri menambahkan bahwa kerentanan tenaga kesehatan juga terkait dengan masalah pasokan alat kelengkapan medis yang semakin berkurang seiring dengan jumlah kenaikan kasus Covid-19. Dengan jumlah positif corona yang mencapai 579 orang, dia mengatakan tantangan cadangan perlindungan keamanan tenaga kesehatan menjadi penting, seperti masker wajah N95, alkohol, sarung tangan dan lain-lain.

"Di China, hampir 3.400 tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 dan sebanyak 13 orang di antaranya meninggal. Di Italia pun tak kalah menyeramkan, yaitu 2.629 tenaga kesehatan positif virus dan mewakili 8,3 persen dari seluruh kasus. Permasalahannya banyak terkait dengan alat pelindung diri yang tidak memadai. Pemerintah harus antisipasi ini situasi ini sekarang," katanya.

Selain permasalahan di atas, Nopitri mengatakan para tenaga kesehatan juga menghadapi berbagai tekanan dan jam-jam panjang yang membuat sistem kekebalan tubuh mereka menjadi rentan. Apalagi, kata dia, jika protokol bagi tenaga kesehatan belum terstandardisasi ketika mereka menghadapi situasi panjang tanpa istirahat, makan danmenggunakan toilet.

Dia mengatakan protokol kebersihan juga dibutuhkan mengingat 70 persen dari pekerja di sektor kesehatan dan sosial adalah perempuan menurut WHO.

Nopitri memberikan contoh pada kasus spesifik di China. Para tenaga kesehatan perempuan yang juga mengalami menstruasi akan menghadapi masalah dalam keamanan dan kebersihan dalam pekerjaan mereka.

Merespons hal tersebut, kata dia, kampanye Corona Sister Support di wilayah Hubei, China, telah berhasil mendistribusikan produk-produk higienis bagi para tenaga kesehatan perempuan di garis terdepan. "Permasalahan penting lain adalah kurang meratanya distribusi data dan informasi terkait dengan paparan pandemi Covid-19 dan penanganannya kepada seluruh petugas kesehatan yang terlibat. Apalagi di daerah-daerah," kata dia.

Ia mengatakan perlindungan bagi para tenaga kesehatan dalam hal data dan informasi sangat penting dilakukan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan yang menjadi rujukan. "Tenaga kesehatan harus mendapatkan informasi dan panduan untuk menangani pasien, isolasi pasien sampai pembatasan dan pemindaian pengunjung di fasilitas kesehatan rujukan. Ini penting membekali mereka perlindungan selama menangani kasus," katanya.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh menilai pemerintah perlu melakukan langkah nyata dalam memenuhi APD untuk para petugas medis yang berjuang menghadapi pasien Covid-19. Pemerintah tak bisa hanya sekadar berujar cukup alat, namun terjadi kekurangan di lapangan.

"Karena kondisi sangat mendesak, kebutuhan APD harus sekali pakai, jadi butuh langkah konkret dari pemerintah," ujar Nihayatul saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/3).

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyebut, keluhan soal kekurangan APD ini datang dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, legisator yang kerap disapa Ninik ini mencontohkan daerah pemilihannya, Jawa Timur.

Ninik mengaku mendapat informasi bahwa Jawa Timur sebagai daerah dengan pabrik APD bakal mampu memenuhi kebutuhan APD untuk para tenaga medis. Namun, fakta yang terjadi menurut Ninim tidak demikian.

"Namun kenyataannya saya mendapatkan laporan dari Jawa timur mereka kehabisan. APD mereka menipis. Ini yang perlu dipastikan pemerintah untuk tidak ada yang menimbun APD ini," ujar Ninik.

Bila produksi dalam negeri tidak memungkinkan untuk mencukupi, maka menurut Ninik, pemerintah harus segera mengambil dari luar Indonesia agar kepastian APD ini tersedia. Langkah ini penting, karena tim medis ini adalah garda terdepan penanganan seluruh pasien Covid-19.

"Kita harus memastikan tim medis memiliki 'alat perang' yang lengkap yang bisa memberikan keselamatan bagi mereka dalam menangani pasien," ujar Ninik.

Ninik menambahkan, Komisi IX akan segera melakukan rapat daring dengan Kementerian Kesehatan membahas ketersediaan pasokan APD tenaga medis Covid-19. Ia menyebut, berapapun anggaran yang dibutuhkan, negara harus siap demi penanganan Covid-19 ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan APD bagi para tenaga medis. Presiden menyebutkan, sebanyak 105 ribu kit APD yang dipesan pemerintah sudah tiba di Indonesia dan siap didistribusikan ke daerah per hari ini.

Rinciannya, sebanyak 45 ribu kit APD akan disalurkan ke Provinsi DKI Jakarta, Kota Bogor, dan Provinsi Banten. Kemudian sebanyak 40 ribu kit APD akan didistribusikan ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali. Sebanyak 10 ribu kit APD dikirim ke seluruh provinsi di luar Jawa yang telah menetapkan status tanggap darurat corona dan sisanya sebanyak 10 ribu kit APD akan disimpan sebagai cadangan.

"Masih banyak keluhan mengenai yang berkaitan dengan kelangkaan APD. Perlu saya sampaikan bahwa sekarang ini 180 negara, semuanya berebutan untuk mendapatkan baik itu APD, baik itu masker, sanitizer, semua negara. Dan kita Alhamdulillah pada hari Sabtu kemarin, kita telah siap lagi 105 ribu APD," ujar Jokowi usai meresmikan penggunaan Wisma Atlet Kemayoran sebagai RS darurat corona, Senin (23/3).

Desakan agar pemerintah memenuhi kebutuhan APD bagi para tenaga medis memang terus mengalir. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun meminta pemerintah dengan sigap menyuplai kebutuhan APD agar para tenaga medis bisa bekerja optimal di lapangan.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga menjamin kecukupan pasokan APD bagi rumah sakit darurat corona. Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, BUMN yang bergerak di bidang medis akan memasok kebutuhan APD, termasuk masker, hand sanitizer, obat-obatan, hingga set APD lengkap dan jaringan internet.

Tenaga kesehatan di Jakarta rata-rata menggunakan 1.000 APD per hari. Angka tersebut meningkat dari penggunaan hari biasa setelah terjadi pula peningkatan angka penderita corona di Jakarta.

“Dalam dua minggu terakhir, rata-rata penggunaan APD di Jakarta adalah seribu APD per hari. Jadi, selamat bertugas kepada semuanya,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hari Ini Anies menerima APD-APD baru di Balai Kota, Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut bahwa APD baru meliputi satu set penutup dari badan hingga kaki. Dia mengatakan, rata-rata penggunaan APD di DKI Jakarta memang sekitar seribu APD per hari, tetapi itu bisa bertambah seiring melonjaknya pasien.

“Jadi jumlahnya sangat dinamis,” tutur Widyastuti.

Terkait penggunaannya, Widyastuti menjelaskan bahwa APD dikenakan oleh petugas rumah sakit baik di pelayanan maupun gawat darurat yang kontak langsung dengan pasien Covid-19. Selain itu, APD disalurkan pula ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). APD itu digunakan pula untuk tim medis yang bertugas mobil di lapangan.

“APD ini hanya sekali pakai,” tutur Widyastuti.

Sebanyak sekitar delapan ton alat kesehatan dan APD untuk mendukung penanganan wabah Covid-19 sudah tiba di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma Jakarta, Indonesia. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah dan seluruh unsur yang terlibat bekerja sama dengan negara sahabat seperti China menghadapi ancaman Covid-19.

“Ada 12 ton APD, (kerja sama seperti ini) akan dilaksanakan terus-menerus,” kata Prabowo di Lanud Halim Perdana Kusuma.

Bantuan tersebut merupakan upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan dengan pemerintah Tiongkok. Secara simbolis APD tersebut diserahkan oleh Menteri Pertahanan kepada Kapuskes TNI, Kepala RSPAD, Kepala RS Suyoto, Kapuskes Angkatan Darat, Kadiskes Angkatan Laut, dan Kadiskes Angkatan Udara.

Pesawat Hercules pengangkut APD tersebut tiba di Lanud Halim Perdana Kusuma sekitar pukul 10.45 WIB. Total sebanyak 12 ton bantuan APD, namun baru 8 ton lebih APD yang sudah tiba di Indonesia.

APD tersebut antara lain 7,2 ton protective clothing, 128 kilogram masker N95, 110 kilogram sarung tangan sekali pakai, 700 kilogram masker, dan 775 kilogramm goggles atau kaca pelindung wajah.

Prabowo juga mengatakan telah berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan China terkait kebutuhan bantuan Indonesia menghadapi Covid-19. Ia mengaku sudah mengirimkan daftar kebutuhan tersebut kepada Menhan Tiongkok.

“Secara umum apa yang dibutuhkan RS, alat kesehatan, ventilator, rapid test, APD, tidak jauh dari itu kebutuhan pokok,” katanya.

photo
Menjaga jarak antarmanusia atau social distancing. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement