Senin 23 Mar 2020 16:23 WIB

Social Distancing, Operasi Pasar Bulog Ditunda

Bulog akan memanfaatkan kantor kelurahan untuk penyaluran sebagai ganti operasi pasar

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh (kiri). Perum Bulog menunda kegiatan operasi pasar khusus komoditas gula dan beras di pasar tradisional seiring imbauan pemerintah untuk melakukan social distancing atau jarak sosial.
Foto: Prayogi/Republika
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh (kiri). Perum Bulog menunda kegiatan operasi pasar khusus komoditas gula dan beras di pasar tradisional seiring imbauan pemerintah untuk melakukan social distancing atau jarak sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menunda kegiatan operasi pasar khusus komoditas gula dan beras di pasar tradisional seiring imbauan pemerintah untuk melakukan social distancing atau jarak sosial. Sebagai alternatif, Bulog akan memanfaatkan kantor kelurahan untuk mempermudah penyaluran dua komoditas tersebut.

Penundaan dilakukan selama dua hari, pada mulai Senin (23/3) hingga Selasa (24/3). Adapun operasi gula dan beras sudah dilakukan mulai Rabu (18/3) di lima pasar strategis Jakarta. Bulog menggandeng Sugar Group sebagai pemasok gula sementara serta PD Pasar Jaya sebagai pengelola pasar.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, menuturkan, penundaan dilakukan karena Bulog harus mendukung pelaksanaan social distancing dari pemerintah. Sebagai alternatif sementara, pihaknya menyiapkan penjualan di Rumah Pangan Kita Gatot Soebroto serta Kantor Bulog Kelapa Gading.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, pihaknya harus menyamakan langkah mengenai social distancing. Namun, penundaan yang terjadi bukan berarti menyetop bantuan pasokan komoditas untuk masyarakat.

"Kami sudah siapkan alternatif. Pertama lewat e-commerce ipanganandotcom dan pelibatan kantor kelurahan. Ini khusus di Jakarta," kata Awaluddin kepada Republika.co.id.

Ia menambahkan, sebetulnya Bulog berharap masyarakat bisa mengoptimalkan fasilitas e-commerce yang sudah dimiliki Bulog. Hanya saja, belum semua konsumen dekat dengan teknologi dan belanja online. Padahal, jangkauan e-commerce milik Bulog sudah bisa menjangkau tujuh wilayah di luar Jakarta.

Oleh sebab itu, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta agar bisa menggelar operasi pasar di kantor kelurahan. Cara itu dinilai bisa mengurangi kepadatan orang sehingga meminimalisasi risiko penularan Covid-19.

"Pada intinya di Jakarta seperti itu. Nanti di wilayah lainnya yang ada Bulog akan menyesuaikan karena kan kita lihat kondisinya," ujar Awaluddin.

Yang jelas, kata dia, stok pangan yang menjadi tanggung jawab Bulog sangat mencukupi untuk melakukan stabilisasi harga. Terutama beras dan gula yang dipasok oleh Sugar Group. Dalam waktu dekat, gula kristal putih yang diimpor langsung oleh Bulog sebanyak 50 ribu ton akan masuk secara bertahap dan siap diguyur ke masyarakat.

"Kita tetap mempertemukan barang dengan konsumen sesuai HET. Hanya tinggal mekanismenya saja yang kita atur karena kondisi sekarang tidak normal," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement