Ahad 22 Mar 2020 20:56 WIB

Dokter: Kami tak Butuh Uang, Kami Butuh APD

Erlina menilai dokter juga memiliki imunitas yang berbeda-beda dalam hadapi Corona.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Teguh Firmansyah
Bantuan APD mulai berdatangan di satgas Covid-19 Unhas(humas Unhas)
Foto: humas Unhas
Bantuan APD mulai berdatangan di satgas Covid-19 Unhas(humas Unhas)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para dokter mengaku kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) ketika menangani pasien yang terkena virus Corona atau Covid-19 di rumah sakit. Mereka tidak memiliki APD yang lengkap seperti pelindung mata, masker N95, sarung tangan dan sebagainya.

“Setiap hari kami menerima dan menangani pasien positif Covid-19 tapi kami tidak memiliki APD yang lengkap untuk perlindungan diri kami. Bahkan, persediaan masker N95 menipis dan perlengkapan lainnya. Kami mau memakai apa?" kata Erlina Burhan dokter ahli paru-paru sekaligus Tim Covid-19 di Rumah Sakit (RS) Persahabatan, Jakarta Timur dalam video conference, Ahad (22/3).

Baca Juga

"Tolong pemerintah segera memberikan APD kami. Kami tidak butuh uang, tapi kami butuh barang yaitu perlengkapan APD.”

Erlina melanjutkan saat ini pemerintah harus menguasai masyarakat. Ia melihat masih ada masyarakat yang tidak peduli dengan Covid-19 ini. Sehingga penyebaran Corona ini semakin bertambah dan tidak menurun. Masyarakat yang terkena akan membuat para dokter kelelahan karena jumlah pasien dan dokter tidak seimbang.  Terlebih APD nya juga tidak disediakan secara lengkap.

Para dokter, kata ia, juga manusia yang memiliki imunitas yang berbeda-beda. Jika imunitasnya rendah dan tidak memakai APD para dokter juga akan terkena Covid-19.

“Semua dokter saat ini sedang berjuang untuk menangani pasien Covid-19. Mereka tidak pulang karena takut menularkan ke anggota keluarganya. Tolong kami memiliki imunitas yang berbeda ditambah lagi tidak memakai APD. Kami bisa tumbang," ujarnya.

Erlina pun sedih ada dokter yang akhirnya terkena virus dan meninggal. Menurutnya, hal tersebut sebagai pembelajaran. "Kami harus bekerja sama baik pemerintah dan masyarakat. Kami saja yang di pusat begini. Bagaimana yang di daerah?” kata dia.

Erlina menambahkan saat ini di RS Persahabatan hanya menerima pasien yang terkena Covid-19. Sehingga tidak ada berhentinya para tim medis untuk menangani pasien tersebut.

Bahkan, di RS Persahabatan disediakan tiga gedung khusus pasien Covid-19. Menurutnya, saat ini harus ada penambahan ruangan laboratorium. Sebab, semakin hari pasien yang terkena Covid-19 bertambah di RS tersebut. Ia meminta agar pemerintah melengkapi fasilitas untuk para pasien tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement