Ahad 22 Mar 2020 16:41 WIB

Pertamina Gandeng Bukit Asam untuk Tekan Impor Gasoline

Pertamina dan Bukit Asam melihat peluang bisnis gasifikasi batubara menjadi methanol.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan, Sabtu (5/11).(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan, Sabtu (5/11).(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT Bukit Asam (PTBA). Kerjasama tersebut merupakan komitmen dua BUMN untuk mengembangkan hilirisasi produk.

Direktur Perencanaan Investasi Manajemen Risiko (PIMR) Pertamina Heru Setiawan Pertamina berencana menjajaki potensi itu sebagai pembeli atas produk yang dihasilkan melalui pengembangan proyek. Perkiraan komitmen volume atas produk sebanyak 1 juta ton per tahun. Produk tersebut akan digunakan sebagai bahan pencampuran gasoline sehingga mengurangi impor produk gasoline.

Baca Juga

“Kerja sama ini merupakan salah satu upaya Pertamina bersama PTBA memberdayakan sumber daya domestik. Saat ini banyak batubara dengan kalori rendah di PTBA yang tidak terkomersialisasi. Kami sepakat sumber daya alam ini dikomersialisasikan menjadi methanol yang bermanfaat untuk mensubtitusi gasoline dan GMT,” ujar Heru, Ahad (22/3).

PTBA menjajaki potensi pengembangan batubara menjadi methanol melalui proses hilirisasi batubara yang dilaksanakan di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Batubara milik PTBA di Indonesia. “Keuntungan bagi negara adalah kerja sama ini akan mereduksi impor gasoline. Selain itu, harga methanol lebih murah di bawah harga gasoline impor. Kalau ini berhasil diterapkan, kita bisa menghemat biaya produksi gasoline,” kata Heru.

Kedua perusahaan akan bekerja sama dalam persiapan proyek dengan menyusun kajian lengkap terutama aspek teknik dan keekonomian. Selain itu, kedua belah pihak juga akan menyusun struktur bisnis yang dinilai paling optimal dalam pengembangan proyek.

PTBA dan atau afiliasinya berkewajiban untuk memasok atau menjual produk kepada Pertamina dengan volume dan harga yang disepakati. Sedangkan Pertamina dan atau afiliasinya berkewajiban untuk menyerap atau membeli produk dengan volume dan harga yang disepakati.

“Kami bersama-sama akan melihat peluang bisnis melalui gasifikasi batubara menjadi methanol. Jangka waktu kerja sama ini dua tahun. Kami akan berupaya maksimal mewujudkan harapan Pemerintah untuk bisa menciptakan monetisasi low rank coal menjadi suatu yang berharga dan memberikan benefit bagi semua pihak,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement