Ahad 22 Mar 2020 07:17 WIB

Bima Jumpa Pers ODP, Pemkot Bogor: Kami Tak Undang Wartawan

Sesuai protokol kesehatan, pihaknya telah memberikan masker kepada semua wartawan.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bogor Bima Arya dinyatakan positif terinveksi virus covid-19 atau corona.(medsos)
Foto: medsos
Wali Kota Bogor Bima Arya dinyatakan positif terinveksi virus covid-19 atau corona.(medsos)

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyatakan tak pernah mengundang wartawan untuk melakukan jumpa pers dengan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sepulang dari Turki dan Azerbaijan pada 16 Maret 2020. Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemkot Bogor Rudiyana menyatakan jumpa pers atas permintaan sejumlah wartawan.

"Itu sendiri waktunya istirahat Wali Kota Bogor setelah melakukan perjalanan panjang dari luar negeri," kata Rudi dalam rilisnya, Sabtu (21/3).

Rudi menceritakan, waktu itu pihaknya telah menyiapkan perangkat video conference di Balai Kota dan Pendopo (kediaman Bima Arya) sebagai perantara komunikasi untuk wawancara. Selain itu, lanjut Rudi, wartawan yang hadir telah mengetahui status Bima Arya sebagai orang dalam pemantauan (ODP) sepulang dari Turki dan Azerbaijan.

Sebelum wawancara dilakukan, sambung Rudi, Bima Arya sengaja untuk membersihkan diri dan ganti pakaian untuk meminimalisir resiko. Sesuai protokol kesehatan, pihaknya telah memberikan masker kepada semua wartawan. Begitu pun, Bima Arya dan wartawan dibatasi dengan jarak satu hingga dua meter.

"Saat Wali Kota Bogor memberikan keterangan terlihat tidak memakai masker semata-mata agar suaranya jelas terdengar walaupun menggunakan sound system yang sederhana karena saat itu hujan dan lokasinya di teras rumah yang cukup terbuka," ucap Rudi.

Beberapa hari kemudian, Rudi menjelaskan, Bima Arya melaksanakan aktivitasnya di dalam rumah. Namun, justru beberapa wartawan berkeinginan menemui Bima Arya untuk wawancara.

"Karena begitu perhatiannya Wali Kota Bogor terhadap eksistensi dan profesionalisme wartawan, Wali kota Bogor bersedia untuk membantu sang wartawan tersebut untuk menunaikan tugas jurnalistiknya," kata dia.

Padahal, wartawan sepakat untuk melakukan e-interview dengan menampung pertanyaan hingga pukul 10.00 WIB. Kemudian, dijawab Wali Kota Bogor pukul 14.00 WIB.

"Khusus wartawan TV, kami merekam video statemen dari narasumber yang diinginkan," jelas dia.

Wali kota Bogor akhirnya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan pihak Pemkot menyebarkan rilis pada Jumat, (20/3). Usai dinyatakan positif, sambung Rudi, pihaknya segera membuat list wartawan yang berinteraksi dengan Bima Arya.

"Kami membuat Whatsapp Grup (WAG) khusus terdiri dari saya, tim humas, wartawan dan dokter, dimana semua anggota WAG tersebut berstatus ODP," ujar dia.

Dalam WAG tersebut, Rudi meminta biodata tiap wartawan untuk tujuan medis. Dokter dalam grup itu, kata dia, juga memantau kondisi kesehatan tiap wartawan setiap waktu.

Kemudian, Sabtu, (21/3) pihkanya tetap memprioritaskan semua wartawan untuk test swab di RSUD Kota Bogor. Bahkan, pihaknya yang ODP dan dokter lebih mendahulakan para wartawan.

"Semoga hasil test rekan-rekan wartawan negatif Covid-19," ucap dia.

Sebetulnya, Tim Advokasi PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kota Bogor mendesak agar Bima Arya bertanggungjawab terhadap para wartawan. "Untuk itu kami tim Advokasi PWI Kota Bogor mendesak Pemerintah Kota Bogor dalam hal ini Wali Kota Bogor untuk bertanggung jawab terhadap penanganan medis sepenuhnya soal kondisi kesehatan para jurnalis yang telah melakukan jumpa pers dengan Wali Kota Bogor," kata Tim Advokasi PWI Kota Bogor Bagus Harianto dengan tembusan Ketua PWI Kota Bogor Aritha Utama Surbakti, Sabtu (21/3).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement