Sabtu 21 Mar 2020 15:04 WIB

Yordania Berlakukan Jam Malam untuk Antisipasi Corona

Mereka yang melanggar jam malam kecuali darurat akan dipenjara selama satu tahun.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona(MgIT03)
Foto: MgIT03
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona(MgIT03)

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania membunyikan sirine untuk memulai jam malam di seluruh negeri. Pemerintah Yordania membatasi pergerakan 10 juta warganya untuk mengatasi penyebaran virus corona yang disebut Covid-19.

Salah satu tentara mengatakan siapa pun melanggar jam malam yang membatasi pergerakan warga kecuali untuk kebutuhan penting dan darurat. Dapat dipenjara hingga satu tahun.

Baca Juga

"Siapa pun yang berada di luar membuat dirinya mereka sendiri di hukum," kata Menteri Kehakiman Yordania Bassam Talhouni kepada stasiun televisi Yordania Al Mamlaka, Sabtu (21/3), seperti dilansir laman Reuters.

Pemerintah mengerahkan ribuan tentara ke berbagai kota untuk menegakan jam malam tersebut. Mereka juga akan berjaga di jalan tol di seluruh negeri hingga pemberitahuan selanjutnya.

Salah satu saksi mata mengatakan kendaraan polisi berkeliling di jalan-jalan utama. Memperingatkan warga untuk tidak meninggalkan rumah mereka.

Yordania sudah menutup perbatasan darat dan laut dengan Suriah, Irak, Mesir dan Israel. Sejak Selasa (17/3) lalu negara itu juga menangguhkan berbagai penerbangan masuk dan keluar.

Raja Abdullah mengeluarkan dekrit darurat yang memberikan wewenang lebih besar kepada pemerintah untuk menegakan jam malam dan langkah-langkah lainnya. Membatasi kebebasan sipil dan politik warga.

Menteri Kesehatan Saad Jaber mengatakan Yordania sudah mengkonfirmasi 85 kasus Covid 19. Pada Jumat (20/3) malam mereka mengkonfirmasi 15 kasus baru. Pemerintah memperingatkan jumlah kasus dapat terus meningkat.

Jam malam diberlakukan setelah pemerintah dikritik karena masih banyak orang yang berkeliaran di jalanan walaupun sudah ada peringatan untuk tinggal di rumah, larangan menggelar pertemuan dan ibadah massal. Negara itu juga sudah menghentikan kerja pegawai negeri sipil dan swasta.

Sebelum jam malam diberlakukan warga melakukan pembelian panik. Hal ini memicu antrian panjang di depan toko roti dan makanan.

Pemerintah mengatakan sudah memiliki strategi untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bensin selama beberapa bulan. Sebagian besar makanan dan energi Yordania di impor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement