Jumat 20 Mar 2020 23:30 WIB

Panglima Romawi yang Bersyahadat di Hadapan Khalid bin Walid

Panglima Romawi Gregorius bersyahadat berkat Khalid bin Walid.

Panglima Romawi Gregorius bersyahadat berkat Khalid bin Walid. Ilustrasi Sahabat Nabi(MgIt03)
Foto: MgIt03
Panglima Romawi Gregorius bersyahadat berkat Khalid bin Walid. Ilustrasi Sahabat Nabi(MgIt03)

REPUBLIKA.CO.ID,  Kegagahan tentara Islam di bawah panglima Khalid bin Walid tercatat dalam sejarah. Pada Perang Yarmuk, 30 ribu tentara pimpinan Khalid mampu meladeni 100 ribu tentara Romawi. Perang yang terjadi pada tahun ke-13 Hijriyah tersebut pun membuktikan jumlah tentara yang banyak bukanlah senjata terkuat untuk mengalahkan musuh.

Padahal, menjelang perang, tentara Islam diejek  panglima musuh yang bernama Mahan. Panglima Romawi ini merendahkan moral tentara Islam dengan mengatakan para mujahidin pergi berperang hanya karena lapar.

Baca Juga

“Aku tahu kamu semua meninggalkan tanah air kerana terpaksa dan kelaparan. Jika kamu semua setuju, aku akan berikan setiap seorang tentera 10 dinar beserta dengan pakaian dan makanan dengan syarat mereka berangkat pulang dan tahun depan jumlah yang serupa akan diantar ke Madinah,” kata Mahan.

Penghinaan tersebut dijawab lantang oleh Khalid. “Kami tidak akan keluar dari negeri kami hanya karena kelaparan seperti yang engkau katakan. Tetapi, kami adalah satu kaum yang suka minum darah dan kami tahu tidak ada darah yang lebih lezat dan nikmat seperti darah orang Romawi karena itulah kami kemari.”

Sebelum perang, terjadi perang tanding satu melawan satu antara perwakilan dari pasukan Muslimin dengan Romawi. Khalid ditantang oleh seorang panglima Romawi bernama Georgius Theodorus. Orang Arab menyebutnya Jirri Tudur.

Tombak baja Gregorius memburu Khalid. Dengan cekatan, Pedang Allah itu bisa menghindar. Khalid pun membalas. Sabetan pedangnya mampu mematahkan tombak Gregorius. Sang lawan takjub sambil beralih kepada pedang besarnya.

Kehebatan ilmu tarung Khalid membuat kagum Georgius. Kedua panglima besar itu saling mendekat hingga kepala kuda mereka bersentuhan. Dua panglima itu pun saling terlibat perbincangan yang dicatat dalam sejarah. 

“Wahai Khalid, hendaklah kamu berkata benar karena setiap orang yang merdeka tidak akan berbohong. Apakah benar bahwa Tuhanmu telah menurunkan kepada Nabimu sebilah pedang dari langit lalu diberikan kepadamu dan kalau dihayunkan kepada seseorang pasti dia akan kalah?” tanya Goerge.

Khalid menjawab, “Tidak.” Kemudian, Georgius bertanya lagi, “Mengapa kamu disebut Pedang Allah?” Dia menjelaskan, Allah SWT telah mengutus seorang Rasul dari bangsa Arab. Hanya, ada kalangan bangsa arab yang mempercayainya dan ada yang mendustanya. Ketika itu, Khalid termasuk dari kalangan orang yang mendustakan Allah dan rasul-Nya.

Lantas, datanglah hidayah kepada Khalid untuk memeluk Islam. Ketika itu, Rasulullah menyebut Khalid sebagai sebilah pedang dari pedang Allah.

“Apa yang kamu dakwahkan kepada manusia,” lanjut tanya George. Khalid menjawab, “Agar umat manusia bertauhid kepada Allah dan menerima ajaran Islam.” Kemudian George melanjutkan pertanyaannya kepada Khalid. “Bagaimanakah kedudukan seseorang yang menerima Islam pada pilihan pertama pada hari ini?”

“Kedudukan dan derajat bagi kami hanya satu di antara dua, yaitu apa yang ditetapkan Allah. Mulia atau hina. Tak peduli apakah ia menerima Islam lebih dulu atau belakangan!”

“Jadi, orang yang menerima Islam pada hari ini, ya Khalid, apakah sama kedudukannya dengan yang lain dalam segala hal?”

“Ya, Anda benar!” jawab Khalid.

“Mengapa bisa sama, ya Khalid? Padahal, Anda sudah lebih dulu Islam dari padanya?”

“Kami memeluk Islam dan mengikat baiat dengan Rasul Muhammad SAW. Ia hidup bersama kami dan kami menyaksikan mukjizatnya hingga beliau wafat. Sedangkan, orang yang menerima Islam pada hari ini, tidak pernah berjumpa dengan beliau dan tidak pernah menyaksikan semua itu. Jika orang itu menerima Islam dan menerima kerasulan Muhammad dan pembenarannya itu jujur serta ikhlas maka sesungguhnya ia jauh lebih mulia dari pada kami!”

“Ya Khalid, keterangan Anda sangat benar! Anda tidak menipu, tidak berlebih-lebihan dan tidak membujuk. Demi Allah, saya menerima Islam pada pilihan pertama!”

Pada akhirnya George mengucapkan syahadat di hadapan Khalid bin Walid. Dia pun sempat shalat dua rakaat. Pada perang itu, George menjadi seorang syuhada dan tentara Islam meraih kemenangan dari pasukan Romawi. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement