Jumat 20 Mar 2020 22:47 WIB

Peserta Tawur Agung di Candi Prambanan Dibatasi Cegah Corona

Tidak ada seremonial sesuai instruksi dari PHDI Pusat dan panitia Hari Raya Nyepi

Ilustrasi Tawur Agung Kesanga.
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Ilustrasi Tawur Agung Kesanga.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap menjembatani Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jateng dengan pemerintah pusat terkait dengan ritual Tawur Agung Kesanga yang dilaksanakan satu hari menjelang Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan, Kabupaten Klaten.

"Guna mengurangi risiko penularan virus corona, saya sudah komunikasi dengan pusat agar pesertanya tidak banyak, tidak sampai sepuluh ribu orang, kemungkinan harapannya di bawah seratus orang. Kalau dari pusat inginnya 10-15 orang saja, kalau bisa segitu lebih baik lagikan agar bisa mengatur jarak dan lain sebagainya," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat.

Selain melobi pemerintah pusat, Ganjar juga mengaku telah berkomunikasi dengan Bupati Klaten sebagai pemangku wilayah dan akan mengontak pengelola Taman Wisata Candi Prambanan, terkait jumlah peserta Tawur Agung Kesanga.

Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menggelar rapat koordinasi dengan pemuka agama anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) terkait dengan penyelenggaraan kegiatan keagamaan di tengah merebaknya virus Corona jenis baru (COVID-19).

Ketua PHDI Jawa Tengah Anak Agung Ketut Darmaja mengatakan bahwa acara Tawur Agung di Prambanan tetap dilaksanakan. Hanya saja, mempertimbangkan kondisi wabah Covid-19, jumlah peserta memang harus dibatasi.

Menurut dia ritual tetap akan berjalan, namun tidak ada seremonial sesuai instruksi dari PHDI pusat termasuk panitia Hari Raya Nyepi, dan instruksi Gubernur Jawa Tengah. "Untuk ritual kita batasi orangnya difokuskan pada pemimpin upacara, rohaniawan, yang menyiapkan sesaji, dan perwakilan panitia," ujarnya.

Terkait jumlah peserta ritual Tawur Agung Kesanga, pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan pihak Taman Wisata Candi Prambanan dan diharapkan jumlah peserta tidak lebih dari 200 orang karena pada kondisi normal, ritual tersebut bisa dihadiri oleh puluhan ribu umat Hindu.

"Dengan jumlah 150-200 orang peserta itu tak banyak, tempat duduk kita bisa atur sedemikian rupa. Untuk seremonial, mengundang menteri dan sebagainya tidak ada. Hanya acara ritual inti saja," katanya.

Dirinya juga mengimbau umat Hindu di Jawa Tengah agar melakukan peribadatan di rumah masing-masing"Kami menganjurkan berdoa di pura yang terdekat. Kalau tidak ada pura, ya berdoa di rumah," ujar Darmaja.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement