Jumat 20 Mar 2020 17:03 WIB

Buat Mereka yang Harus Beraktivitas di Luar Rumah

Kesadaran kesehatan disarankan harus dua kali lipat lebih tinggi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah penumpang menggunakan masker saat menunggu KRL tiba di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (12/3). ( Republika/Putra M. Akbar )
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang menggunakan masker saat menunggu KRL tiba di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (12/3). ( Republika/Putra M. Akbar )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merebaknya virus corona jenis baru (Covid-19) membuat pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Namun bagi yang terpaksa tak bisa berdiam di rumah, terdapat cara-cara yang cukup efektif dalam menghalau Covid-19.

Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Imam Rulyawan mengatakan, jika seseorang terpaksa melaksanakan aktivitas di luar rumah, maka diperlukan adanya kesadaran terhadap kesehatan dua kali lipat. Artinya, kewaspadaan diri terhadap kesehatan harus disadari betul.

“Kalau terpaksa (berada) di area publik. Berarti kesadaran kesehatannya harus dua kali lipat lebih tinggi,” kata Imam melalui sambungan live streaming, Jumat (20/3).

Dia menambahkan, akan lebih baik bagi yang melakukan aktivitas di luar rumah untuk mendapatkan tambahan suplemen. Suplemen kesehatan itu diperlukan guna menjadi proteksi bagi imunitas tubuh di tengah kondisi merebaknya wabah Covid-19 ini.

Selain itu mengurangi kontak dan juga interaksi terhadap orang lain (social distancing), kata dia, sudah harus menjadi kesadaran yang utama apabila tengah berada di ruang publik. Dia mengimbau kepada masyarakat yang berada di luar rumah untuk menjauhkan diri dari keramaian dan tetap menjaga jarak.

“Baik dalam berbicara, duduk, dan juga biasakan untuk tidak bersalaman. Pastikan bahwa kedisiplinan itu yang menjadi pelindung kita,” kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, asupan makanan dan gizi yang sehat pun harus menjadi perhatian utama. Mengingat berdasarkan fakta yang ada, kasus kematian pasien Covid-19 di Indonesia semakin menanjak naik setiap harinya.

Berdasarkan catatan pemerintah dari Tim Penanganan Covid-19 disebutkan, total pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia mencapai 31 orang. Hingga hari ini, Jumat (20/3), terdapat 309 orang yang dilaporkan terjangkit Covid-19 dari berbagai daerah.

Sebaran pasien ini meliputi wilayah Bali (1 orang), Banten (27 orang), Yogyakarta (5 orang), DKI Jakarta (210 orang), Jawa Barat (26 orang), Jawa Tengah (12 orang), Jawa Timur (9 orang), Kalimantan Barat (2 orang), Kalimantan Timur (3 orang), Kepulauan Riau (3 orang), Sulawesi Utara (1 orang), Sumatera Utara (2 orang) Sulawesi Selatan (2 orang), Lampung (1 orang), dan Riau (2 orang).

Adapun dari 31 orang pasien Covid-19 yang meninggal dunia berasal dari Bali, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Jakarta menjadi daerah yang warganya paling banyak meninggal dunia akibat wabah tersebut, yakni 19 orang.

Untuk itu dia mengingatkan, mulai saat ini masyarakat harus saling sadar diri dalam menjaga kesehatan lebih ekstra. Sebab jika mengacu kurva global, kata dia, dapat dimungkinkan besok akan ada 500 orang terjangkit Covid-19. “Untuk itu kita harus halau dari diri kita sendiri. Kita harus sadar kesehatan,” ungkapnya.

Sementara itu jika mengacu catatan Kementerian Kesehatan, Kamis (19/3), jumlah orang yang diperiksa berjumlah 1.727 orang sedangkan yang dinyatakan negatif Covid-19 berjumlah 1.418 orang.

Ketua BEM Universitas Gajah Mada Atiatul Muqtadir merebaknya wabah Covid-19 membuat pasokan alat pelindung kesehatan seperti masker dan hand sanitizer langka. Hal itu membuat harga-harga barang tersebut di pasaran kian melonjak dan sulit dijangkau.

Namun demikian dia menyarankan kepada masyarakat untuk tidak terlalu panik dan tetap berpikir logis di kala kondisi darurat seperti sekarang ini terjadi. Apabila tak dapat membeli masker dan hand sanitizer, kata dia, masyarakat masih bisa menggunakan alat-alat alternatif yang memiliki fungsi hampir serupa dalam menghalau virus.

“Kalau tidak ada masker, bisa pakai kain bersih, jilbab, atau sapu tangan. Kalau tidak ada hand sanitizer, kita harus sering-sering cuci tangan dan berwudhu. Harus sadar betul akan kesehatan berlipat-lipat,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement