Jumat 20 Mar 2020 16:10 WIB

Rumah Sakit M Djamil Padang Kekurangan APD

Jika tak menemukan Alat Pelindung Diri (APD), tim medis akan gunakan jas hujan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Christiyaningsih
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah virus corona. Rumah Sakit M Djamil Padang kekurangan APD. Ilustrasi.
Foto: Antara/Novrian Arbi
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah virus corona. Rumah Sakit M Djamil Padang kekurangan APD. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Pejabat pemberi Informasi dan Dokumentasi RSUP M Djamil Gustafianov mengatakan tim medis M Djamil saat ini sudah kekurangan Alat Pelindung Diri (APD). Sejak RS rujukan di Sumatera Barat tersebut terlibat dalam pemeriksaan pasien-pasien terduga mengidap Covid-19, mereka menggunakan 40 sampai 50 pakaian APD setiap hari.

"Kami sekarang sangat kekurangan pakaian APD. Kini tinggal beberapa saja yang ada," kata Gustafianov, Jumat (20/3).

Baca Juga

Gustafianov menyebut manajemen RSUP M Djamil bersama Dinas Kesehatan Pemprov Sumbar sudah berupaya membeli APD ke Jakarta dan tempat lain untuk penambahan. Tapi sampai sekarang belum ada hasil.

Apabila upaya penambahan APD berupa pakaian tidak kunjung berhasil, manajemen RSUP M Djamil akan berinsiatif melengkapi tim medis dengan pakaian pengganti yakni jas hujan. Meski secara standar jas hujan tidak sebagus pakaian APD biasanya, menurut Gustafianov itu sudah lebih baik daripada membiarkan tim medis bekerja tanpa APD sama sekali.

Meskipun nanti memakai jas hujan, menurut Gustafianov tetap saja penggunaannya hanya sekali pakai. Manajemen RSUP M Djamil tidak mau mengambil risiko untuk tim medis yang menangani pasien-pasien suspect Covid-19. Jika ada yang terdeteksi positif terjangkit Covid-19, tim medis rentan jadi orang pertama yang tertular bila tidak dilengkapi APD. "Pakai jas hujan memang tak sesempurna APD. Tapi itu sudah lebih baik," ujar Gustafianov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement