Jumat 20 Mar 2020 11:38 WIB

Siasat Restoran di Inggris Bertahan di Tengah Wabah Corona

Pelaku bisnis di Inggris mengeluarkan voucher dan cara-cara lain agar bisnis bertahan

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Penumpang melewati sederetan toko dan restoran di Bandara Heathrow, Inggris.(EPA)
Foto: EPA
Penumpang melewati sederetan toko dan restoran di Bandara Heathrow, Inggris.(EPA)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah virus corona jenis baru (COVID-19) yang menjadi pandemi global diyakini akan ‘menghancurkan’ industri perhotelan dan bidang bisnis terkait lainnya. Pemerintah di sejumlah negara telah menguraikan langkah-langkah untuk membantu perusahaan yang terdampak. Di sisi lain tak sedikit para pelanggan yang juga meluncurkan skema membantu agar bar, kafe, restoran, dan bisnis sejenis untuk melalui krisis ini.

Dilansir BBC, pada Senin (16/3), warga Inggris diberitahukan untuk menghindari area publik seperti restoran, dan teater untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Aidan jackson, seorang pemilik restoran mengaku khawatir dengan kebijakan tersebut. Ia sangat khawatir dengan kelangsungan bisnisnya ke depan.

Baca Juga

Pemilik Aidan’s Kitchen di Newcastle itu memiliki tujuh karyawan di kafe. Jackson mengatakan dirinya sangat khawatir apakah dapat terus membiayai para pekerjanya dengan layak di tengah situasi ini.

Setelah mulai membuka kafe yang menyediakan makanan untuk sarapan, hanya 15 menit kemudian seorang pelanggan datang. Tak tanggung-tanggung, ia memeasan 25 porsi pancake dan kopi.

 

“Saya tidak yakin apakah ingin tertawa atau menangis,” ujar Jackson setelah menerima pesanan pertamanya di pagi itu dan seketika langsung menerima 240 poundsterling.

Jackson mengatakan bahwa membuka kafe di tengah situasi saat ini menjadi sebuah kekhawatiran besar. Ia bahkan tak yakin akan ada satu orang yang datang. Apalagi dengan langsung memesan dalam jumlah banyak, yang membuatnya seketika langsung seperti mendapat banyak pelanggan.

Menurut Jackson, Aidan’s Kitchen akan tetap beroperasi hingga pihak berwenang melarang. Hingga saat ini, Inggris belum memberlakukan larangan bagi kafe dan restoran untuk tetap buka, hanya masyarakat yang diminta untuk sebisa mungkin tetap berdiam di rumah dan keluar hanya untuk alasan oenting.

Jackson cukup menyayangkan pemerintah meminta orang-orang untuk menghindari area publik namun tidak menawarkan dukungan keuangan apapun. Hingga kemudian, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan semua perusahaan di sektor perhotelan akan memenuhi syarat untuk istirahat 12 bulan dari pembayaran tarif bisnis dan usaha kecil akan dapat menerima hibah dana antara 10 ribu poundsterling hingga 25 ribu poundsterling.

Di tempat lain di Newcastle, tiga pub telah meluncurkan kampanye voucher untuk mendukung pedagang jajanan lokal yang muncul di sebuah acara pop-up. Free Trade Inn, Cumberland Arms dan Mean Eyed Cat mendesak orang-orang membayar di muka, untuk menikmati makanan begitu krisis ini berlalu.

Para pemilik bar mengatakan mereka yang mencari nafkah melalui acara pop-up akan hancur oleh kemungkinan penutupan yang akan datang. Menurut mereka, teman-teman pemilik street food telah membantu bisnis ini.

"Penurunan pembeli yang hampir pasti akan mendorong makanan jalanan ke batas dan kita tidak bisa berdiri dan menonton itu terjadi tanpa mencoba untuk membantu,” ujar para pemilik bar.

Gema Moore dari Newcastle menjadi salah satu orang yang membeli voucher. Ia mengatakan akan menghabiskan uang di tempat-tempat ini untuk menikmati makanan enak yang bagaimanapun sulit didapatkan di tengah situasi ini.

“Membeli i voucher tidak membuat banyak perbedaan bagi saya dan saya akan memiliki makanan yang enak untuk merayakan ketika semuanya sudah berakhir,” jelas Moore.

Kemudian di Manchester, ada Nibble yang menjalankan rencana bayar di muka untuk mencoba terus mendapatkan keuntungan dari binsins ini. Arus kas adalah masalah nyata bagi banyak usaha kecil saat wabah berlangsung seperti saat ini.

North Star Coffee di Leeds juga menjual voucher untuk digunakan ketika waktu bencana diharapkan berakhir. Mel dan Martin Board, yang memiliki restoran The Haughmond di Upton Magna di Shrewsbury, mengatakan mereka telah mengalami banyak pembatalan acara sejak Pemerintah Inggris memberikan imbauan pada masyarakat untuk menjauhi area publik sementara waktu.

Yorks Cafe di Birmingham telah meluncurkan donasi online untuk mencoba meningkatkan kontribusi hingga 35.000 poundsterling dalam satu bulan. Menurut perusahaan kafe ini membutuhkan dana tersebut untuk tetap membayar para karyawan.

"Prioritas kami saat ini adalah untuk memastikan bahwa orang-orang York yang bekerja keras dapat tidur di malam hari dengan pengetahuan bahwa mereka dapat membayar tagihan mereka,” ujar pernyataan Yorks Cafe.

Bisnis lain telah mengubah layanan mereka dalam upaya untuk bertahan.Whiskey Club di Birmingham adalah salah satu dari banyak bar yang menawarkan pengiriman, serta kumpulkan layanan. Kemudian ada Reasons To Be Carefull Beer Cafe di Manchester yang mengatakan dalam situasi ini hanya akan menyediakan layanan takeaway atau dibawa pulang.

"Ini adalah situasi yang memilukan. Kami ingin meneriakkan pesan solidaritas dari atap rumah kepada semua teman dagang independen kami,” ujar pemilik kafe Reasons To Be Carefull Beer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement