Kamis 19 Mar 2020 21:50 WIB

Rasulullah Ingatkan Tergesa-gesa untuk Menang pun tak Baik

Rasulullah menyatakan ketergesa-gesaan bukan perkara mulia.

Rasulullah menyatakan ketergesa-gesaan bukan perkara mulia.  Ilustrasi beribadah
Rasulullah menyatakan ketergesa-gesaan bukan perkara mulia. Ilustrasi beribadah

REPUBLIKA.CO.ID, Ketergesaan merupakan salah satu perkara yang tercela. Dalam Alquran, ketergesaan hampir semuanya dalam konteks celaan. Ini mengisyaratkan, meskipun merupakan sifat yang melekat pada diri manusia, ketergesa-gesaan adalah sifat kurang baik yang harus dihindari. 

Termasuk, tentu saja, tergesa-gesa untuk memperoleh kemenangan. Salah seorang sahabat Nabi SAW, Khabbab bin Al Art, pernah mengalami penderitaan sangat parah. Ia pernah disiksa dengan api oleh tuannya saat diketahuinya memeluk Islam. 

Baca Juga

Siksaan itu tidak lain agar Khabbab tidak memercayai kerasulan Nabi Muhammad. Pada kesempatan lain, Khabbab yang sebelum Islam pernah bekerja sebagai pandai besi menagih utang pada Al ‘Ash bin Wa’il as Sahmi. Malang, As Suhami menolak membayar utangnya. As-Suhami mengatakan, “Aku tidak akan membayar utang ku kepadamu sebelum kamu mengingkari (kenabian) Muhammad.” 

Dengan tegas, Khabbab menjawab, “Aku tidak akan mengingkari kenabian Muhammad sampai Allah mematikanmu dan membangkitkanmu lagi.” Khabbab lebih memilih utangnya tidak dibayar daripada harus mengingkari kenabian Muhammad SAW yang sudah ia yakini. Akan tetapi, ketabahan Khabbab rupanya sedikit tergoda ketika tekanan orang-orang musyrikin semakin bertambah berat.

 

Ia mendatangi Rasulullah yang sedang berteduh di bawah Ka’bah dan meminta beliau bermohon agar Allah segera menurunkan kemenangan kepada umat Islam. “Mohonlah segera pertolongan Allah untuk kita, berdoalah kepada Allah untuk kami, ya Rasulullah!” Demikian permohonannya kepada Rasulullah. Sebenarnya tidak ada yang salah dalam permintaan Khabbab itu. 

Sebuah permohonan yang datang dari hati yang telah lama lelah menahan siksa. Permohonan dari hati yang ber harap kemenangan yang dijanjikan Allah. Tetapi, Rasulullah menanggapi permintaan Khabbab itu dengan muka merah.

Beliau duduk dari pembaringannya dan bersabda, “Orang sebelum kamu dahulu ada yang sudah digalikan tanah untuk di kubur, lalu di kepalanya diletakkan gergaji untuk memenggalnya, tetapi hal itu tidak menghalanginya tetap teguh pada agamanya. Ada juga yang disisir dengan sisir besi hingga dagingnya terpisah dari tulangnya, tetapi hal itu tidak membuatnya goyah dari agamanya. Demi Allah, Allah pasti akan menyempurnakan agama ini hingga seseorang berjalan dari Sanaa ke Hadramaut tidak merasa takut, kecuali kepada Allah, tidak pula merasa khawatir atas kambing-kambingnya dari serangan serigala. Tetapi, kalian tergesa-gesa.” (Diriwayatkan Bukhari)

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement