Kamis 19 Mar 2020 17:31 WIB

Ini Klarifikasi Soal Pendeta yang Meninggal Akibat Corona

Pemakaman tanpa ada upacara dilakukan untuk menghindari kerumunan.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.(CDC via AP, File)
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.(CDC via AP, File)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Beredar kabar empat pendeta meninggal dunia karena diduga terpapar virus Corona. Pendeta itu disebut mengikuti acara tanggal 25-28 Februari 2020 menghadiri acara di GPIB hotel Aston Bogor.

"Itu bukan gara-gara Covid," kata Pendeta Darwin Darmawan dari Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) mewakili umat Kristiani Kota Bogor saat dikonfirmasi, Kamis (19/3).

Baca Juga

Darwin meluruskan pemakaman yang dilakukan tanpa adanya upacara bukan berarti pendeta positif Corona. Namun, dia menegaskan, tak adanya upacara pemakaman untuk menghindari kerumunan.

"Tetapi begitu meninggal, langsung dikuburkan karena itu protokol Pemerintah supaya jangan ada kerumunun," tegas dia.

Selain itu, Darwin menjelaskan, salah satu jemaat yang diobservasi telah sehat. "Tadi pagi GPIB bilang orangnya sudah sehat," kata Darwin yang juga anggota FKUB Kota Bogor ini.

Pemerintah Kota (Pemkot) juga tak tinggal diam atas kabar tersebut. Pemkot juga melakukan penelusuran dengan mengonfirmasi pihak panita penyelenggara Persidangan Sinode Tahunan (PST).

Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Kasubbag Prokompim) Kota Bogor, Rudiana membenarkan semua pendeta yang disebut memang hadir dalam acara tersebut. Namun, para pendeta tidak positif Corona.

"Satu orang pendeta sedang dirawat tapi tidak diisolasi, beliau punya riwayat jantung dan sudah dibawa ke UGD Rumah Sakit," kata Rudi.

Sedangkan, satu orang pendeta meninggal, karena terkena DBD (Demam Berdarah Dengue) yang sebelumnya rutin check up ke Rumah Sakit.

Rudiana menjelaskan, jenazah langsung dimakamkan dengan mengikuti aturan pemerintah tidak ada kerumunan massa. "Mengingat, jika pendeta meninggal pasti banyak yang akan datang," tuturnya.

Kemudian, satu orang pendeta lainnya yang meninggal karena usia yang sudah tua. Jenazah dikremasi atas permintaan keluarga. "Satu orang pendeta (lainnya) meninggal karena kelelahan akibat terlalu diforsir pelayanan," tegas dia.

Rudi menjelaskan seluruh panitia PST yang sempat bersinggungan dengan keempat pendeta tersebut dalam keadaan baik-baik. "Rentan waktu dari PST sudah 3 minggu, sementara masa inkubasi 2 minggu," jelasnya.

Pasien positif Corona ditemukan di Kabupaten Bogor. Setidaknya terdapat tiga pasein yang dinyatakan positif yang memiliki tempat tinggal di Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis.

Namun, Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan tiga pasien tersebut ber-KTP Jakarta. Karena itu, Ade mengaku pihaknya tak dapat memantau pasien tersebut.

"Memang pada awalnya kami juga belum mendapatkan kabar yang terang karena memang yang positif ini berurusannya di Jakarta dan ber-KTP Jakarta sehingga tidak terpantau oleh kami," kata Ade.

Ade menyebutkan pasien yang meninggal dunia yakni seorang ibu berusia 67 tahun berprofesi sebagai konsultan pajak. Setelah lacak, sambung Ade, anak dari pasien positif Corona tersebut berusia juga terkonfirmasi positif terjangkit virus corona.

Bahkan, Ade menjelaskan, anak pasien pasien positif Corona meninggal itu sempat pernah berdansa dengan warga Kota Depok, atau pasien 01 yang awal terdeteksi positif corona.

"Dia sempat demam, flu dan pernah dinyatakan sehat, namun pada saat dilakukan pemeriksaan berulang-ulang ternyata lelaki tersebut dinyatakan terkonfirmasi penyakit virus corona," katanya.

Sedangkan, satu warga lain dari Kabupaten Bogor yang terkonfirmasi positif corona adalah warga Cibinong yang berprofesi sebagai pramugara berusia 27 tahun. Pria tersebut sempat pergi bepergian ke Singapura.

Ade menambahkan, terkait warga solo yang sempat mengikuti acara di Sentul Babakan Madang, pihaknya masih terus melakukan upaya penelusuran. Dia menyatakan telah melibatkan banyak pihak untuk semua yang terlibat.

"Hasil panitianya sampai saat ini belum ketamu, sudah minta juga aparat keamanan sedang ditracking sama pemerintah, juga kami waspadai yang melayani mereka," kata Ade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement