Kamis 19 Mar 2020 17:05 WIB

Aa Gym tak Ragu Sholat di Rumah

Menghilangkan peluang kemudaratan lebih utama dibanding datangkan kemashlahatan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Ulama kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).
Foto: dok. Istimewa
Ulama kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pendakwah Abdullah Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym -- mengunjungi Jabar Command Center (JCC) di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (19/3). Aa Gym menyambut baik kabar diluncurkannya aplikasi Pikobar.

Aa Gym pun berharap aplikasi tersebut dapat memberikan pemahaman pada masyarakat luas terkait kondisi umum Covid-19 dan penanggulangannya.

Baca Juga

Terkait dengan fatwa MUI tentang shalat di rumah, menurut Aa Gym, semua harus meminta informasi dari yang paling paham mengenai keadaan sekarang. Adapun yang paling mengerti saat ini adalah pemerintah. Mereka yang mengetahui mana zona merah dan zona hijau.

"Nah kalau kita berada di zona merah, saran Aa patuhi saja fatwa ulama yang sangat mengerti bagaimana aturan agama dan sangat bertanggung jawab untuk kemaslahatan umat," ujar Aa Gym kepada wartawan.

Menurut Aa Gym, ia sendiri karena di Jakarta sudah zona merah.  Walaupun tinggal di sekitar Jakarta, Aa tidak ragu untuk shalat di rumah.

Hal itu dilakukan, bukan karena tidak ingin, tapi karena situasi menghilangkan peluang kemudaratan itu lebih utama dibanding dengan yang mendatangkan kemaslahatan.

"Jadi, kalau yang zona hijau ya silakan tapi dengan kewaspadaan karena tiap masjid berbeda-beda ada yang masjid kompleks yang sudah homogen dan ada juga yang didatangi dari luar dan ini tentu lebih waspada maka lebih baik," paparnya.

Aa gym menilai, ujian ini bukan ujian yang sederhana dan remeh. Sehingga kalau meremehkan dan bersikap ceroboh, ini akan menjadi berat sekali bagi semua. Saat ini, sudah ada contohnya bagaimana beberapa negara di luar menghadapi virus ini. Dan virus ini sekarang bukan hanya di luar tapi ada di sekitar kita.

"Sehingga kita harus paham sekali masalahnya dan kita harus sungguh-sungguh, disiplin, dan kompak baik pemerintah ulama dan masyarakat untuk bisa menghadapi badai ini sehingga tidak sampai badai ini menjadi kerusakan yang besar," katanya.

Kata kuncinya, menurut Aa Gym, sederhana yakni mari berjihad dengan cara memotong sekecil apapun peluang terjadinya penularan. Perbanyaklah di rumah kecuali darurat.

Saat keluar, hindari kerumunan-kerumunan dan selalu jaga jarak serta jaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan tidak menyentuh wajah dan tentu saja kuncinya dekati Allah karena virus ini bisa hilang hanya dengan izin Allah.

Aa Gym mengatakan, ia sebagai warga Jawa Barat memang sengaja hadir di sini untuk bertukar pikiran. Karena yakin bahwa ujian ini hanya bisa diselesaikan kalau ada kerja sama dari berbagai pihak.

“Mudah-mudahan aplikasi yang sebentar lagi bisa di-launching ini bisa dimiliki oleh semua warga Jawa Barat, sehingga kita paham terhadap keadaan dan paham apa yang harus kita lakukan bersama,” katanya.

Sementara menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) segera diluncurkan. Ia berharap dengan adanya aplikasi tersebut penanganan dan pencegahan penularan COVID-19 di Jabar berjalan lancar.

Dalam aplikasi tersebut, kata dia, ada peta persebaran. Sehingga bisa di-klik sampai kelurahan mana supaya semua waspada. Ada juga, update harian agar tak perlu bertanya-tanya. Kemudian, di situ ada emergency kontak.

“Mudah-mudahan sumbangan dari anak-anak  yang ada di sini, kerja keras siang malam saya tugaskan, bisa bermanfaat buat pencegahan penularan (COVID-19) di Jawa Barat pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya,” katanya.

Setelah mengunjungi JCC, Kang Emil dan Aa Gym membersihkan Masjid Al-Mutaqqin yang berada di Gedung Sate, Kota Bandung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement