Kamis 19 Mar 2020 15:10 WIB

Rekomendasi MABBI Menyikapi Perkembangan Penyebaran Corona

Diharapkan rekomendasi dijadikan rujukan atau pertimbangan pengambilan kebijakan.

MABBI memberi rekomendasi kepada pemerintah terkait corona. (Foto: Ilustrasi corona).(www.freepik.com)
Foto: www.freepik.com
MABBI memberi rekomendasi kepada pemerintah terkait corona. (Foto: Ilustrasi corona).(www.freepik.com)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona (SARS-CoV-2) semikian meluas dan memakan cukup banyak korban. Menurut data terakhir dari per tanggal 18 Maret 2020 yang diperoleh dari situs corona.jakarta.go.id bahwa angka kasus sudah mencapai 227 orang dengan 19 orang meninggal dan hanya 11 orang sembuh.

Artinya angka kematian sudah mencapai lebih dari delapan persen. Angka ini setidaknya untuk sementara ini merupakan yang tertinggi di dunia dan kemungkinan besar akan terus bertambah dari hari ke hari.

Baca Juga

Sedangkan di sisi lain, jumlah Rumah Sakit (RS) yang dijadikan rujukan untuk penanganan kasus-kasus Covid-19 ini masih sangat sedikit dengan jumlah tempat isolasi dan tempat tidur yang terbatas. Menyikapi perkembangan tersebut, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan yang cukup “RADIKAL” dalam mengantisipasi memburuknya keadaan ini.

"Sebagai bentuk kepedulian kami sebagai bagian darimasyarakat, kami dari Masyarakat Bioinformatika dan Biodiveritas Indonesia (MABBI) ingin menyampaikan beberapa rekomendasi atau masukan kepada pemerintah, khususnya yang berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan," ujar Ketua MABBI Kholis Abdurachim Audah, dalam siaran persnya, Kamis (19/3).

Rekomendasi tersebut antara lain adalah:

1.Melakukan edukasi yang luas kepada masyarakat secara terus-menerus untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan bahaya penyakit Covid-19 ini.

2. Memperbanyak dan meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan (RSUD dan Labkesda) yang mampu melayani kasus Covid-19 setidaknya pada setiap daerah tingkat dua baik kota maupun kabupaten. Fasilitas ini setidaknya harus mampu melakukan pemeriksaan, penanganan dan diagnostik bagi ODP (Orang Dalam Pemantauan) atau PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

3. Membangun fasilitas kesehatan atau RS massal sementara yang dilengkapi dengan ruang pemeriksaan masal dan kamar isolasi dengan mengalih fungsikan beberapa fasilitas umum atau perkantoran.

4. Meningkatkan kapasitas/ kemampuan fasilitas kesehatan melalui kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan baik untuk pemeriksaan, pelayanan dan diagnostik dari yang paling dasar seperti pada alat pelindung diri (APD)sampai kepada alat dan bahan untuk PCR (polymerase chain reaction) dan perunutan (sequencing) asam nukleat.

5. Meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) baik tenaga klinis atau medis dan tenaga penunjang lainnya dalam meningkatkan dan memperluas pelayanan. Untuk keperluan ini juga diperlukan fasilitas laboratorium dengan klasifikasi minimal BSL 2 (BioafetyLaboratory Level2) atau Laboratorium Keselamatan Biologi Tingkat 2.

6. Merekrut para relawan dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta yang memiliki kapasitas melakukan pemeriksaan dan uji diagnostik.

7. Mendorong percepatan kegiatan penelitian dan pengembangan obat, vaksin dan diagnostik untuk Covid-19 baik yang berbasis komputer maupun laboratoriummelalui pemanfaatan bahan alam dan kearifan lokal bangsa Indonesia.

8. Langkah-langkah lain yang sewaktu-waktu diperlukan terutama mengantisipasi perlunya “lockdown” yang jika terpaksa harus dilakukan baik yang bersifat lokal maupun nasional. Langkah-langkah ini sangat penting untuk dilakukan agar dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat luas, khususnya bagi para OPD dan PDP yang saat ini sudah tidak terlayani oleh rumah sakit rujukan.

Dengan cepatnya pelayanan pemerikasaan dan diagnostik misalkan, akan mengurangi beban rumah sakit dan juga masyarakat dengan waktu tunggu yang lama. Sehingga para OPD atau PDP yang dinyatakan tidak mengidap Covid-19 dapat segera dipulangkan.

Kholis Abdurachim mengatakan, MABBI sebagai perkumpulan masyarakat yang berkecimpungdalam bidang informasi biologi dan keanekaragaman hayati Indonesia dapat berperan dan berkontribusi aktif dalam membantu pemerintah menghadapi wabah ini. Saat ini jumlah anggota MABBI ada sekitar 350 orang yang berasal dari berbagai instansi atau Perguruan Tinggi di Indonesia maupun luar negeri.

Kholis mengatakan rekomendasi ini dikeluarkan oleh MABBI dengan niat tulus ikhlas untuk kebaikan masyarakat dan negara. "Kami mohon kepada pemerintah agar rekomendasi ini dijadikan rujukan atau pertimbangan pengambilan kebijakan-kebijakan terkait perkembangan situasi wabah Covid-19 ini ke depan. Atas perhatian dan perkenan pihak yang berwenang, kami mengucapkan banyak terima kasih," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement