Kamis 19 Mar 2020 12:40 WIB

Kemenperin Terus Jalankan Program Santripreneur

Santripreneur dapat mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis Ponpes

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Pengunjung mengamati bermacam produk pada Bandung Santripreneur Fest 2019 (BSF) di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (28/4).(Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengunjung mengamati bermacam produk pada Bandung Santripreneur Fest 2019 (BSF) di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (28/4).(Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalankan program Santripreneur di berbagai wilayah Indonesia. Santri di lingkungan pondok pesantren (Ponpes) dinilai berpotensi besar menjadi wirausaha industri baru, khususnya sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM).

“Awal 2020 ini, kami telah melaksanakan program Santripreneur di wilayah Banten dan Tegal. Minggu lalu, kami juga gelar kegiatan serupa di tujuh Ponpes wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah melalui bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui siaran pers pada Kamis, (19/3).

Gati menjelaskan, bimbingan teknis di Yogyakarta dan Jawa Tengah itu sudah dilaksanakan selama empat hari, pada 14 sampai 17 Maret 2020. Kegiatan itu berupa bimbingan teknis IKM makanan ringan di Ponpes Al Hikmah Karangmojo, serta bimtek pengolahan roti di Ponpes Nurul Haromain dan Ponpes Raudlatul ‘Ulum.

“Kemudian, bimtek perbengkelan roda dua di Ponpes Darul Fikr Al Madai, Ponpes Al Musanni, Ponpes Darul Quran, dan Ponpes Pangeran Diponegoro,” jelasnya. Pada kesempatan itu Ditjen IKMA juga memfasilitasi pemberian mesin dan peralatan produksi supaya bisa dimanfaatkan unit bisnis yang ada di Ponpes berangkutan supaya mampu meningkatkan kapasitas produksinya.

“Bahkan, di dalam program bimtek, kami menghadirkan narasumber dari IdEA yang memberikan wawasan tentang perkembangan digital marketing. Ini merupakan bagian dari mendorong kesiapan pelaku IKM memasuki era revolusi industri 4.0 yang juga sejalan dengan program Making Indonesia 4.0,” ujar Gati.

Menurutnya, dengan jumlah Ponpes yang cukup banyak di Indonesia, para santri memiliki potensi strategis mendukung pembangunan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Agama, hingga saat ini, Indonesia memiliki sekitar 28.194 Ponpes yang tersebar di seluruh provinsi, total santri mencapai 5 juta lebih.

Gati menuturkan, sejak 2013 sampai sekarang, pihaknya telah membina sebanyak 52 Ponpes yang tersebar di tujuh provinsi. Meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Timur, dan Banten. Lebih dari 9.348 santri yang sudah mengikuti program pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan.

Kementerian akan terus konsisten menjalankan program Santripreneur. Tujuannya mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis Ponpes dan menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri.“Ini merupakan program prioritas kami guna menyokong pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya. 

Pihaknya membuka kesempatan bagi seluruh Ponpes di Indonesia yang ingin mengikuti program Santripreneur. Caranya lewat mengirimkan proposalnya langsung ke kantor Ditjen IKMA Kemenperin, atau bisa menghubungi akun @ditjenikma di berbagai kanal media sosial. “Kami meyakini, para santri generasi muda akan mampu menjadi agen perubahan dalam membangun bangsa. Sekaligus membangun perekonomian Indonesia di masa mendatang,” tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement