Rabu 18 Mar 2020 16:48 WIB

Pleno PP Muhammadiyah Resmi Undur Agenda Muktamar ke-48

Keputusan ini diambil setelah memperhatikan masukan para dokter dan ahli epidemiologi

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di acara soft launching Muktamar Muhamadiyah dan Muktamar Aisyiyah ke-48.(Republika/Irfan Junaidi)
Foto: Republika/Irfan Junaidi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di acara soft launching Muktamar Muhamadiyah dan Muktamar Aisyiyah ke-48.(Republika/Irfan Junaidi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wabah Covid-19 yang menyebar di beberapa wilayah Indonesia membuat beberapa organisasi (Ormas) Islam mengundurkan agenda besarnya. Pimpinan Pusat (PP) Muammadiyah telah resmi mengumumkan agenda Muktamar ke-48 di Solo. 

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti mengatakan, pengumuman jadwal Muktamar ini sesuai hasil rapat pleno PP. Muhammadiyah pada hari Rabu 18 Maret 2020. Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah ke 48, yang semula direncanakan dilaksanakan 1-5 Juli 2020 ditunda pelaksanaannya pada tanggal 24-27 Desember 2020.

 

"Keputusan ini diambil setelah memperhatikan masukan para dokter dan ahli epidemiologi serta memperhatikan keselamatan dan kesehatan peserta dan penggembira Muktamar," kata Abdul Muti saat dihubungi, Rabu (18/3).

 

Abdul Muti menyampaikan, hasil rapat pleno ini akan dikomunikasikan dengan semua pengurus wilayah (PW) Muhammadiyah dan Aisyiah sebelum ditetapkan dengan surat keputusan resmi. 

 

Sebelumnya Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir saat audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tentang pelaksanaan muktamar menyampaikan, bahwa jumlah peserta yang sudah didaftar untuk mengikuti muktamar mencapai 3.000 orang

 

"Sedangkan puluhan ribu orang juga hadir sebagai penggembira," kata Haedar Nashir, di Semarang, Rabu (5/2).

 

Hal tersebut disampaikan Haedar saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di rumah dinas gubernur. Haedar mengungkapkan tujuan kedatangan dirinya bersama jajaran PW Muhammadiyah Jateng dan pengurus Aisyiyah untuk bersilaturahim sekaligus berkoordinasi terkait dengan rencana penyelenggaraan muktamar.

 

Dia menjelaskan bahwa tema Muktamar ke-48 Muhammadiyah adalah"Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta", sedangkan untuk Muktamar Aisyiyah yang digelar bersamaan mengambil tema"Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Bangsa".

 

Dalam kesempatan tersebut, Haedar juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga Kota Solo jika penyelenggaraan Muktamar ke-48 Muhammadiyah mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat. "Mungkin akomodasi peserta selama mengikuti muktamar mengakibatkan kemacetan lalu lintas di beberapa titik, kami akan berusaha tertib dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk jajaran Pemprov Jateng serta beberapa pemerintah daerah," ujarnya.

 

Rencananya, pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah akan dilaksanakan di Stadion Manahan, tetapi masih menunggu kepastian dari pihak terkait.

 

Gubernur Ganjar menyatakan mendukung dan siap menyukseskan pelaksanaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Kota Solo selama lima hari itu. Politikus PDI Perjuangan itu berharap Muktamar Muhammadiyah mendatang bisa menggelorakan semangat persatuan bangsa sekaligus menggeliatkan perekonomian di Kota Solo dan sekitarnya, khususnya terkait dengan bisnis penginapan dan kuliner.

 

Ganjar mengusulkan agar penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang jatuh pada Ahad dapat dilakukan saat acara "car free day" dengan melibatkan semua lapisan masyarakat. "CFD di Solo menurut saya yang terbaik, saat penutupan muktamar di sana bisa sekalian menyampaikan mengenai sejarah Muhammadiyah di Indonesia," katanya.

 

Ketua Panitia Lokal Muktamar ke-48, Sofyan Anif menambahkan, persiapan pelaksanaan muktamar sudah dilakukan sejak 5 hingga 6 bulan sebelum pelaksanaan. Mulai dengan membuat sistem online terkait agenda muktamar, pendaftaran peserta aktif dan peserta penggembira.

 

Panitia lokal juga menyiapkan kegiatan pendukung selain agenda utama muktamar. Kegiatan pendukung ini juga sudah dikoordinasikan dengan bupati dan wali kota di Solo raya. "Intinya kami ingin potensi daerah di Solo raya dan Jawa Tengah --secara umum-- bisa muncul dalam muktamar ini.Termasuk juga ingin memastikan bahwa para peserta yang datang ke  Surakarta ini merasa nyaman," jelasnya. 

 

Guna turut menyukseskan muktamar ini, masih kata Sofyan, panitia lokal juga melibatkan masyarakat, baik warga Muhammadiyah maupun warga lainnya, untuk dipakai rumahnya sebagi hunian bagi para peserta," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement