Rabu 18 Mar 2020 14:28 WIB

Masjid Istiqlal Siapkan Pengukur Suhu dan Cairan Pembersih

Pengelola Masjid Istiqlal menyiapkan 5 botol cairan pembersih di tiap pintu masuk.

Masjid Istiqlal Siapkan Pengukur Suhu dan Cairan Pembersih. Ilustrasi Cegah Covid-19 di Masjid Istiqlal(Republika/Thoudy Badai)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Masjid Istiqlal Siapkan Pengukur Suhu dan Cairan Pembersih. Ilustrasi Cegah Covid-19 di Masjid Istiqlal(Republika/Thoudy Badai)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Masjid Istiqlal Jakarta segera menyiapkan alat ukur suhu tubuh dan cairan pembersih tangan bagi jamaah sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19.

"Imam besar telah menginstruksikan agar alat serta fasilitas lain yang dibutuhkan segera tersedia dan saat ini sedang dibeli," kata Kepala Humas dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam, Rabu (18/3).

Baca Juga

Ia mengatakan dengan adanya alat ukur suhu tubuh tersebut, setiap jamaah yang datang akan diukur suhunya sebelum masuk masjid oleh petugas. Selain itu, jamaah juga dapat memanfaatkan cairan khusus pembersih tangan yang disediakan di pintu masjid.

Pengelola masjid akan menyiapkan sekitar lima botol cairan pembersih tangan di setiap pintu masuk sehingga tidak perlu mengantre terlalu panjang untuk menggunakannya.

 

"Rencana ada lima botol di dua pintu masuk masjid. Saat ini hanya dua dari tujuh pintu yang aktif disebabkan sedang renovasi masjid," katanya.

Sementara itu untuk cairan disinfektan, petugas masjid rencananya melakukan penyemprotan cairan tersebut sebanyak dua hingga tiga kali seminggu. Ia mengatakan jadwal penyemprotan belum ditentukan melainkan akan memperhatikan perkembangan sebaran virus corona apakah semakin mewabah atau berkurang.

"Yang pasti kami lakukan secara berkala nanti," ujar dia.

Terkait personel yang akan mengukur suhu tubuh, bersiap siaga di pintu masuk masjid serta menyemprotkan cairan disinfektan, ia mengatakan semuanya dilakukan oleh petugas dan karyawan masjid. Tentunya hal itu dilakukan oleh karyawan yang berada pada usia produktif, yakni 20 hingga 30 tahunan.

Mereka juga bekerja menggunakan masker serta cairan pembersih tangan. Bahkan, untuk petugas yang nantinya menghitung uang dari kotak infak jamaah, diharuskan menggunakan masker serta sarung tangan saat bekerja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement