Selasa 17 Mar 2020 22:50 WIB

2019, Semen Indonesia Catat Laba Bersih Rp 2,39 Triliun

Semen Indonesia mencatat EBITDA tumbuh 32 persen menjadi Rp 8,7 triliun

Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso (kanan) bersama Komisaris Utama Semen Indonesia, Soekarwo melakukan pemotongan tumpeng pada perayaan HUT ke-7 Semen Indonesia di Jakarta, Selasa (7/1).(Semen Indonesia)
Foto: Semen Indonesia
Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso (kanan) bersama Komisaris Utama Semen Indonesia, Soekarwo melakukan pemotongan tumpeng pada perayaan HUT ke-7 Semen Indonesia di Jakarta, Selasa (7/1).(Semen Indonesia)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia Tbk (SIG) mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,39 triliun pada tahun 2019. Sementara pendapatan Rp 40,368 triliun, naik 31,5 persen dibanding tahun 2018 sebesar Rp 30,688 triliun.

Direktur Utama SIG, Hendi Prio Santoso, mengatakan perseroan juga mampu menjaga kinerja dengan mencatatkan beban pokok pendapatan Rp 27,65 triliun, naik 29,5 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 21,35 triliun.

Sedangkan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasidan amortisasi) tercatat Rp 8,7 triliun, naik 32,3 persen dibanding tahun 2018 sebesar Rp 6,6 triliun, dan laba per saham dasar tercatat Rp 403 turun 22,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 519.

Ia mengatakan, perseroan juga mampu menjaga kinerja dengan mencatatkan EBITDA margin sebesar 21,5 persen, atau meningkat 0,1 persen dari tahun sebelumnya."Pertumbuhan EBITDA Margin ini berasal dari berbagai inisiatif strategis yang dilakukan Perseroan, mulai dari integrasi Solusi Bangun Indonesia (SBI), optimalisasi fungsi strategis di bidang marketing, supply chain, procurement, dan berbagai langkah cost transformation Perseroan," kata Hendi, dalam keterangan persnya yang diterima, Selasa (17/3).

Ia mengatakan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 23,2 persen, turun dibandingkan periode yang sama di tahun 2018, hal ini disebabkan karena peningkatan beban keuangan dalam proses akuisisi SBI. Perseroan, kata dia, juga telah melakukan berbagai langkah untuk efisiensi beban keuangan, di antaranya dengan melakukan pembayaran atau pelunasan pinjaman sebesar Rp 1,4 triliun selama tahun 2019.

Selain itu, Perseroan juga telah melakukan refinancing atas pinjamannya di tahun 2019 sehingga memperoleh tingkat bunga yang lebih kompetitif. Langkah Perseroan ini diharapkan dapat menurunkan beban keuangan Perseroan.

Terkait kinerja sepanjang tahun 2019, Hendi menjelaskan, SIG secara konsolidasi mencatatkan total volume penjualan domestik dan ekspor sebesar 42,6 juta ton, termasuk penjualan dari Thang Long Cement (TLCC) Vietnam.

Volume penjualan tersebut naik 28,5 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar 33,2 ton. Sedangkan penjualan domestik SIG tahun 2019, di Indonesia meningkat 32,5 persen menjadi 36,3 juta ton, meskipun permintaan di pasar semen domestik hanya tumbuh 0,3 persen. Sementara penjualan regional yaitu penjualan dari Vietnam dan ekspor meningkat 9,1 persen dari tahun sebelumnya menjadi 6,3 juta ton.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement