Selasa 17 Mar 2020 17:31 WIB

Terdampak Sentimen Lockdown, IHSG Terkoreksi 4 Persen

Perdagangan saham sempat dibekukan karena turun lebih dari lima persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa (17/3).
Foto: Republika/Prayogi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa (17/3). Indeks saham terkoreksi 4,9 persen ke level 4.456,74. Menjelang penutupan, IHSG juga sempat dibekukan sementara lantaran mengalami penurunan hingga 5 persen. 

Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, menilai pergerakan IHSG terlihat lebih pesimistis dibandingkan indeks lain. Mayoritas bursa saham regional mengalami rebound pada hari ini. 

Baca Juga

Indeks TOPIX menguat 2,60 persen diikuti Hang Seng 0,87 persen dan Nikkei 225 naik 0,06 persen. Sedangkan indeks CSI300 turun 0,49 persen dan Shanghai Composite melemah 0,34 persen. 

Menurut Lanjar, investor domestik masih terfokus pada rencana lockdown atau penutupan sementara di beberapa kota sebagai pencegahan penyebaran wabah pandemik corona di Indonesia. 

"Hal tersebut tentu akan mengurangi aktivitas bisnis meningkatkan kekhawatiran," kata Lanjar.

Di sisi lain mata uang rupiah juga mengalami tekanan hingga temus ke level Rp15.160 per dolar AS. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah ini lebih disebabkan oleh sentimen pemangkasan suku bunga oleh The Fed hingga mendekati nol persen. 

Menurut Ibrahim, tindakan darurat terbaru ini menunjukkan bahwa perekonomian AS semakin digerogoti akibat wabah Covid-19. Pemotongan suku bunga yang lebih cepat ini dilakukan untuk mencegah gangguan pasar keuangan akibat pandemi tersebut.

Kekhawatiran masyarakat untuk beraktivitas di luar rumah menyebabkan ekonomi AS akan menderita. "Kepanikan pasar mengakibatkan pemangkasan suku bunga tidak bisa mengubah suasana bahkan sebaliknya," ujar Ibrahim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement