Selasa 17 Mar 2020 07:17 WIB

WHO: Semua Pemerintah Harus Tingkatkan Pencegahan Corona

Kapasitas untuk diagnosis dan perawatan corona harus ditingkatkan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Esthi Maharani
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus(EPA)
Foto: EPA
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus(EPA)

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Juru Bicara Senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Fadela Chaib menyatakan, semua pemerintah perlu meningkatkan tindakan pencegahan tentang penyebaran, diagnosis dan pengobatan virus corona. Hal ini dia sampaikan kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency, Senin (16/3) waktu setempat.

Chaib mengatakan sistem darurat memang akan siap, tetapi kapasitas untuk diagnosis dan perawatan harus ditingkatkan. Peralatan rumah sakit juga harus siap setiap saat dan perawatan medis yang menyelamatkan jiwa harus ditingkatkan.

Dia juga menyarankan semua orang untuk mematuhi aturan kebersihan, mengikuti arahan dari pejabat kesehatan internasional dan sumber informasi yang dapat dipercaya seperti WHO. Untuk mencegah berita hoaks tentang virus yang dikenal sebagai covid-19 ini, lanjut Chaib, badan PBB akan berkolaborasi dengan platform media sosial seperti Twitter, Facebook, Pinterest, Tencent dan Tiktok.

Di negara-negara yang dilanda pandemi, kolaborasi akan memungkinkan pengguna daring diarahkan secara otomatis ke situs web WHO. Sementara itu, Tarik Jasarevic, juru bicara WHO lainnya mengatakan, setiap negara harus mengambil langkah tergantung pada kondisi mereka sendiri dan penyebaran virus di negara mereka.

"Yang paling penting adalah semua orang bekerja bersama dan memenuhi tanggung jawab mereka. Kami mengajak warga semua untuk mengikuti arahan dari pejabat kesehatan dan membantu orang lain sebanyak mungkin," katanya, seraya mengingatkan, bahwa sangat penting bagi lansia untuk menghindari tempat keramaian.

Virus corona muncul di Wuhan, Cina Desember lalu, dan telah menyebar ke setidaknya 146 negara dan wilayah. Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan wabah itu pandemi. Dari 173 ribu kasus yang dikonfirmasi, jumlah kematian sekarang melebihi 6.600, sementara lebih dari 77.500 telah pulih, menurut Worldometer, sebuah situs web yang mengumpulkan nomor kasus baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement