Selasa 17 Mar 2020 06:03 WIB

Antisipasi Corona, JSIT Dukung Pembelajaran Jarak Jauh

JSIT Indonesia  sedang berupaya membangun kelas belajar daring.

Ketua Umum JSIT Indonesia,  Mohammad Zahri.
Foto: Dok JSIT
Ketua Umum JSIT Indonesia, Mohammad Zahri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia merespons kondisi merebaknya virus corona atau Covid-19 di beberapa wilayah  Indonesia.

Ketua Umum JSIT Indonesia Mohammad Zahri mengatakan,  sebagai komunitas dan organisasi pendidikan di Indonesia, JSIT Indonesia sudah memberikan arahan dan himbauan, agar mengikuti kebijakan pemerintah dengan melakukan pembelajaran jarak jauh di rumah. 

"JSIT mendukung kebijakan melakukan social distancing guna melokalisir dan memperlambat penyebaran virus korona di Indonesia, dengan menunda sampai batas waktu yang belum ditentukan, seluruh kegiatan yang menghadirkan banyak orang," kata Mohammad Zahri melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (16/3).

JSIT Indonesia, lanjut Mohammad Zahri, sedang berupaya membangun kelas belajar daring guna mendukung proses pembelajaran jarak jauh akibat penerapan penutupan sekolah di beberapa daerah Indonesia.

"Alternatif ruang belajar daring harus makin diperbanyak sebagai pelengkap dari ruang belajar yang sudah ada, baik yang gratisan maupun berbayar. Syukur-syukur ruang belajar daring yang dibuat baik perorangan maupun organisasi bisa diakses secara gratis," terangnya.

Sekolah yang diliburkan, kata Mohammad Zahri, tentu memaksa sekolah untuk menerapkan pembelajaran daring.

"Akses yang masif ke aplikasi belajar daring tentu akan menimbulkan kendala teknis terkait kecepatan dan daya tampung. Oleh karena itu memperbanyak alternatif aplikasi belajar daring menjadi pilihan yang masuk akal", urainya.

Menurut Mohammad Zahri, saling berbagi tentang konten pembelajaran jarak jauh perlu terus digencarkan oleh para guru dan komunitas pendidikan. "Terlebih kemendikbud baru saja meluncurkan organisasi penggerak sebagai rangkaian merdeka belajar episode ke 4 tanggal 10 Maret 2020. Maka,  organisasi penggerak tersebut dapat mulai membuktikan kiprahnya menggerakkan sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran jarak jauh", papar pria asal Surabaya ini mengakhiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement