Ahad 15 Mar 2020 10:42 WIB

Hadapi Corona, Usahakan Bereaksi yang tak Timbulkan Masalah

Reaksi yang menimbulkan masalah dapat berdampak buruk, seperti panic buying.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Tombol Panik. Ilustrasi(Google)
Foto: Google
Tombol Panik. Ilustrasi(Google)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan vorus corona sebagai pandemi global. Wabah virus corona memicu beragam reaksi dari masyarakat.

Menurut Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, reaksi sosial masih beragam, mulai dari masih tenang-tenang saja sampai cenderung cemas dan panik. Semua tergantung pada berbagai faktor personal dari masing-masing orang dan juga informasi yang mereka terima. 

"Yang diharapkan adalah reaksi yang tidak menimbulkan masalah lain yang lebih buruk dampaknya misal dengan melakukan panic buying," kata Vera.

Menindaklanjuti permintaan WHO, pemerintah Indonesia juga telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Stasus wabah virus corona saat ini disebut bencana non-alam.

Vera mengingatkan waspada tetap diperlukan tapi bukan panik yang tidak perlu. "Tetap waspada tapi juga tidak cemas berlebihan. Bersama-sama saling jaga kesehatan, kebersihan dan resiko penularan," tambah Vera.

Pemerintah mengimbau penerapan manajemen penanggulangan bencana yang memberikan akses yang lebih luas dan mudah dalam pengerahan sumber daya secara terencana dan terpadu, sesuai UU Nomor 24 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement