Ahad 15 Mar 2020 03:07 WIB

Persib Bandung akan Pelajari Aturan Sponsor di Liga 1

Persib Bandung akan mempelajari masalah pelarangan penggunaan sponsor judi dan rokok

Rep: Hartifiany Praisa/ Red: Agung Sasongko
Selebrasi Kuipers (kiri) dan Castillion (kanan) pada laga antara Persib Bandung melawan Persela Lamongang, di Stadion Jalak Harupat, Bandung, Ahad (1/3).(Abdan Syakura)
Foto: Abdan Syakura
Selebrasi Kuipers (kiri) dan Castillion (kanan) pada laga antara Persib Bandung melawan Persela Lamongang, di Stadion Jalak Harupat, Bandung, Ahad (1/3).(Abdan Syakura)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persib Bandung akan mempelajari masalah pelarangan penggunaan sponsor judi dan rokok yang diumumkan  PT. Liga Indonesia Baru. selaku operator Liga 1.

"Sesungguhnya tidak perlu jadi polemik. Karena Persib ada kaitan hubungan kerja dengan sponsor-sponsor yang bersama Persib, ada kesepahaman," kata Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Kuswara S Taryono di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Sabtu (14/3). 

Kuswara menyebut enggan berkomentar lebih jauh soal sponsor. Karena menurutnya, manajemen harus bijak dalam menyingkapi masalah tersebut. "Saya kira ini harus menyingkapi dengan bijak. Mungkin nanti kami akan mengkaji lebih dahulu, nanti komentar secara formal akan kita sampaikan segera.

Kuswara pun belum mengetahui apakah surat PT LIB sudah sampai ke manajemen. Jika sudah datang, lanjut Kuswara, manajemen akan berkumpul untuk mengambil langkah yang tepat. 

"Dalam arti itu baru ada semacam surat, kami harus menyingkapi secara bijak, kami harus mengkaji terlebih dahulu, kita tidak mau terburu-buru, untuk menjadi polemik yang lebih luas," kata Kuswara. 

Kuswara mengakui ada beberapa ganjalan soal sponsor ini. Diantaranya adalah, Persib sudah bekerja sama dengan sponsor sejak 2018. Dia mempertanyakan kenapa baru sekarang hal ini menjadi masalah.

"Karena kami harus lihat secara utuh persoalannya. termasuk soal bis pssi, karena itu kan menjadi bahan perdebatan kita gamau sepotong-potong. Kita harus lihat secara menyeluruh. Pokoknya kita akan melihat dulu secara komperhensif dan kita lihat lebih lanjut," kata Kuswara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement