Sabtu 14 Mar 2020 17:15 WIB

FSGI Dukung Kebijakan DKI Liburkan Sekolah Sementara

Libur dua pekan, harus direncanakan pembelajaran secara online pengganti tatap muka

Rep: kiki sakinah/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau siswa belajar saat peresmian gedung sekolah di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta, Jumat (8/3).(Republika/Putra M. Akbar)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau siswa belajar saat peresmian gedung sekolah di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta, Jumat (8/3).(Republika/Putra M. Akbar)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim, mengatakan pihaknya mendukung kebijakan pemerintah DKI Jakarta untuk meliburkan sementara kegiatan belajar siswa di semua sekolah. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, hari ini mengumumkan  sekolah di Jakarta ditetapkan libur selama dua pekan ke depan sebagai tindakan untuk mencegah terjadinya penularan virus Corona (Covid-19).

"Prinsipnya jika ini untuk kebaikan anak-anak, guru, dan orang tua, kami mendukung. Bagi kami kalau itu menjadi alternatif strategis saat ini tidak apa-apa rasanya dilakukan. walaupun beberapa waktu ke depan ada hajatan, yaitu ujian nasional di akhir Maret dan awal April," kata Satriwan, Sabtu (14/3).

Namun demikian, ia memberikan catatan jika sekolah diliburkan selama dua pekan. Menurutnya, harus direncanakan secara matang terkait pembelajaran yang bisa menggantikan pembelajaran tatap muka, misalnya dengan pembelajaran secara daring (online). Dalam hal ini, ia mengatakan infrastruktur sekolah seperti tugas-tugas dan medianya harus sudah diberikan oleh guru berupa daring."Jangan sampai siswa libur begitu saja dan tidak ada aktivitas apa-apa di rumah, tentu ini disayangkan," ujarnya.

Selanjutnya, soal nasib Ujian Nasional. Satriwan mengatakan, UN memang tidak lagi berdampak, karena pada 2021 mendatang Mendikbud Nadiem Makarim telah menyiapkan pengganti UN dengan konsep Asesmen Kompetisi Minimum dan Survei Karakter. Namun demikian, sekolah-sekolah khususnya di DKI Jakarta telah mempersiapakkan Ujian Nasional sedemikian rupa. Sekolah-sekolah umumnya telah mengadakan Tryout Ujian Nasional. Hal itu menurut Satriwan juga harus dipertimbangkan. "Harus ada strategi bagaimana Ujian Nasional yang akan dihadapi," tambahnya.

Kebijakan diliburkannya sekolah ini juga ditanggapi orang tua murid. Salah satu orang tua siswa SMP Negeri di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Anwar Sanusi mengungkapkan tidak mempermasalahkan jika kegiatan sekolah harus diliburkan sebagai antisipasi risiko penyebaran virus Corona.

"Diliburkan tidak masalah jika sudah Kejadian Luar Biasa (KLB). Kesehatan penting, pendidikan juga penting. Kita sebagai orang tua menerima apa saja keputusan pemerintah. Semoga pengambil kebijakan memberikan yang terbaik," kata Anwar kepada Republika.co.id, Sabtu (14/3).

Namun demikian, ia menyarankan agar kegiatan belajar bisa tetap dilakukan di rumah atau secara jarak jauh (daring). Walaupun, menurutnya, pembelajaran demikian belum dilakukan di sekolah anaknya. Akan tetapi, ia mengatakan biasanya di sekolah ada kelompok grup WhatsApp antara guru dan orang tua murid (wali kelas). Sehingga, tugas bisa diinformasikan melalui percakapan grup tersebut.

Hal senada juga disampaikan  orang tua siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di Jagakarsa, Jaksel. Dwi mengatakan, ia mendukung kebijakan pemerintah DKI Jakarta untuk meliburkan sementara kegiatan belajar siswa di sekolah. Menurutnya, pembelajaran tetap bisa dilakukan di rumah, seperti halnya metode homeschooling. Dalam hal ini, guru tetap memberikan materi untuk belajar siswa di rumah.

"Menurut saya perlu diliburkan sementara supaya mencegah penyebaran virus Corona di kalangan anak-anak. Karena kesehatan dan keselamatan anak-anak prioritas utama," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement