Sabtu 14 Mar 2020 11:02 WIB

Beras Bulog Kurang Dikenal, Aprindo: Butuh Waktu

Bulog mulai menjual beras kualitas medium melalui toko ritel modern.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah pekerja mengangkat beras vakum di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2).(Republika/Thoudy Badai)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah pekerja mengangkat beras vakum di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2).(Republika/Thoudy Badai)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beras produksi Perum Bulog mulai efektif dipasarkan melalui berbagai toko ritel modern di Indonesia. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan, masih dibutuhkan waktu agar beras Bulog lebih dikenal konsumen ritel.

"Kemitraan sudah berjalan dan kita harapkan ini bisa menambah varian pilihan konsumen karena selama ini ritel hanya menjual beras premium dengan minimal kemasan 5 kilogram," kata Ketua Aprindo, Roy Nicholas Mandey, saat ditemui di Jakarta, pekan ini.

Baca Juga

Roy mengatakan, surat perjanjian kerja sama (PKS) antara Aprindo dan Bulog telah ditandatangani pada November 2019. Selanjutnya, diikuti dengan perjanjian secara business to business (B to B) antara Bulog dengan masing-masing peritel pada awal Maret 2020.

Adapun beras yang dijual mayoritas merupakan kualitas medium. Namun, menurut Roy, meski medium, kualitas beras Bulog sudah jauh lebih baik bahkan dapat disebut seperti beras premium. Tentunya, kata Roy, semua kembali pada preferensi konsumen beras.

Adanya produk beras saset kemasan 1 kilogram pun diyakini Roy bisa menarik minat konsumen. Hanya saja, Aprindo belum memilii data tren penjualan maupun volume beras Bulog yang telah dijual melalui toko ritel.

"Intinya beras Bulog sudah ada baik di minimarket, supermarket, dan hypermarket. Kita masih tingkatkan terus dan evaluasi. Tentu ini butuh waktu karena konsumen harus yakin dulu dengan beras Bulog," kata Roy.

Bagi peritel, kata Roy, beras Bulog sangat bermanfaat untuk menambah pilihan konsumen sedangkan bagi Bulog, ritel bisa dimanfaatkan sebagai ruang tambahan penjualan beras. Selebihnya, tergantung kepada konsumen yang menilai.

"Kita harapkan beras yang disiapkan oleh Bulog mampu memenuhi tren kebutuhan konsumen," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement