Sabtu 14 Mar 2020 08:07 WIB

Anies Minta Kemenkes Izinkan Labkesda DKI untuk Tes Covid-19

DKI Jakarta memiliki Labkesda dengan status Bio Safety Level dua plus.

Rep: Mabruroh/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan(Ist)
Foto: Ist
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan(Ist)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan perlu ada percepatan tes untuk mendeteksi orang-orang yang diduga memiliki atau terjangkit Covid-19. Dengan harapan penyebaran virus tersebut nantinya dapat dicegat agar tidak semakin menyebar luas dengan mendeteksi orang-orangnya.

Karena itu, Anies meminta izin Kementerian Kesehatan agar mengizinkan Pemprov DKI Jakarta turut melakukan tes Covid-19. DKI Jakarta memiliki laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) dengan status Bio Safety Level dua plus yang memenuhi standar pengujian virus.

Baca Juga

"Kami di Jakarta memiliki Labkesda DKI Jakarta. Itu statusnya BSL 2+. BSL 2+ itu artinya Bio Safety Level-nya dua plus. Bukan Bio Security, ini Bio Safety Level dan ini bisa menjadi laboratarium pendamping," kata Anies di Balaikota, Sabtu (14/3).

Anies menyatakan mengapresiasi apa yang telah disampaikan Presiden Joko Widodo yang mendorong adanya transparansi data atas kasus-kasus confirm positif virus juga mendorong koordinasi dengan Pemerintah Daerah. Karena itu, Anies berharap kepada Kementerian Kesehatan untuk menjalankan arahan bapak Presiden khususnya pada kecepatan dan transparansi atas hasil pengetesan pada orang-orang yang diduga memiliki atau terjangkit Covid-19.

"Karena itu kita berharap sekali bahwa arahan bapak Presiden untuk koordinasi dengan Pemerintah Daerah itu dilakukan juga dengan pengujian tidak dilakukan terpusat di Litbangkes saja, tapi juga bisa dilakukan di Jakarta," kata Anies.

"Ini memang perlu dilakukan secara cepat. Karena kita tahu, hari ini saja baru diumumkan tadi jumlahnya 69, dua hari yang lalu 34 (orang positif). Lompatannya cepat," sambung Anies.

Anies melanjutkan, Pemprov DKI Jakarta perlu mengetahui siapa saja, di mana saja mereka yang diduga terpapar virus covid-19. Sehingga untuk bisa langsung melakukan tracing termasuk kegiatan yang dilakukan orang-orang terduga covid-19.

"Itu (bisa) dikerjakannya oleh Dinas Kesehatan, jadi Dinas Kesehatan kita selama beberapa minggu ini, itu yang dikerjakan terus, menjangkau setiap orang yang pernah berinteraksi, yang punya potensi, sehingga mereka dipantau, dites. Tapi kalau kita tidak melakukan itu dengan cepat, maka penyebaran menjadi lebih luas lagi," paparnya.

Tujuannya adalah kata Anies, begitu ada pribadi-pribadi yang harus diuji, maka bisa langsung uji dan dengan cepat akan langsung mendapatkan hasilnya karena dalam satu hari bisa selesai. Kemudian segera dilanjutkan dengan mendeteksi di mana saja kegiatan individu-individu itu, lalu langkah-langkah pengisolasian atau pembatasan pergerakan juga bisa segera dilakukan.

"Tapi bila pengujian memerlukan waktu yang lama, dalam masa itu pula pribadi-pribadi ini sudah berinteraksi dengan begitu banyak orang, penyebaran terjadi. Ketika konfirmasi positif hadir, dia sudah terlanjur berinteraksi dengan begitu banyak orang. Karena itu, kecepatan melakukan pengajuan penting. Transparansi itu penting. Dan orang-orang yang terlibat itu penting untuk tahu," tuturnya.

Pelajaran penting bagi Indonesia, adalah transparansi yang dilakukan Malaysia. Karena Malaysia transparan, maka Indonesia mengetahui adanya orang yang positif di Malaysia, yakni warga negara Jepang yang sempat berkunjung ke Indonesia.

"Dari situ kemudian diketahui dia (orang Jepang) dari Indonesia, berinteraksi dengan orang Indonesia. Dari situ kita bisa melakukan tracing. Bila di Malaysia ditutup-tutupi, kita tidak tahu, maka kita tidak bisa mendeteksi ini semua," jelas Anies.

Anies mengaku telah mengirimkan surat kepada Kementerian Kesehatan untuk turut andil dalam melakukan tes Covid-19 melalui Labkesda DKI Jakarta guna mendapatkan hasil pendeteksian yang cepat. Selain Labkesda DKI, juga ada Eijkman dan Lab Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UI.

"Saya sudah mengirimkan surat kepada Menteri Kesehatan untuk ini, kita sedang menunggu keputusannya. Juga di Jakarta ada dua Lab lagi, ada Eijkman dan juga Lab Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UI. Kami berharap, tiga-tiganya bisa dipakai," tegas Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement