Jumat 13 Mar 2020 22:40 WIB

YPM: Penularan HIV Berkaitan dengan Perilaku

Perilaku dan pola hidup amat mempengaruhi penularan HIV

Petugas mengeluarkan sampel darah di atas perangkat rapid test HIV/AIDS di STKIP Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (24/7/2019).(Antara/Destyan Sujarwoko)
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Petugas mengeluarkan sampel darah di atas perangkat rapid test HIV/AIDS di STKIP Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (24/7/2019).(Antara/Destyan Sujarwoko)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Direktur Yayasan Pelangi Maluku (YPM) Rosa Pentury mengatakan penularan infeksi virus imonodefisiensi manusia (Human Immunodeficiency Virus - HIV) berkaitan dengan perilaku.

"HIV tidak seperti flu yang bisa menulari orang begitu saja, penularan dan penyebarannya berkaitan dengan perilaku dan pola hidup seseorang," katanya di Ambon, Jumat (13/3).

Rosa mengatakan perilaku dan pola hidup seperti, sering berganti-ganti pasangan seksual tanpa pengaman dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril bisa menjadi pemicu terkena infeksi HIV.

Karena itu, kampanye dan advokasi penekanan penularan HIV dilakukan oleh para pemerhati dan kelompok-kelompok peduli HIV/Aids, lebih banyak menekankan pada penggunaan kondom, dan tidak menggunakan jarum suntik yang sama secara bergantian.

"Kampanye penggunaan kondom sering disalahartikan sebagai upaya melegalkan seks bebas, tapi sebenarnya itu menganjurkan cara mengamankan diri dari penularan infeksi HIV," ucapnya.

Ia mengemukakan selama 20 tahun bekerja mengadvokasi dan mendampingi orang dengan HIV/Aids (ODHA), masih ada stigma negatif terhadap komunitas lesbian, biseksual, transgender dan queer (LBTQ), mereka dianggap sebagai kelompok kunci penularan HIV.

Tapi fakta membuktikan bahwa kasus HIV dan ODHA paling banyak terjadi di kalangan heteroseksual.

"Mereka memang kelompok rentan, tapi tidak bisa dipungkiri dari sekian banyak kasus HIV yang paling banyak justru berada di kalangan heteroseksual," ujar Rosa.

Dikatakannya lagi, meski kota kecil, angka HIV dan Aids di Ambon terbilang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Dari segi pilihan seksual dan profesi, kasusnya banyak terjadi di kelompok heteroseksual dan tidak bekerja.

Data dari dinas kesehatan setempat menyebutkan bahwa jumlah yang terinfeksi HIV mencapai 1.533 orang, sedangkan penderita Aids sebanyak 939 orang.

Secara keseluruhan, total kasus HIV/Aids di Maluku mencapai angka 6.086 kasus. Setelah kota Ambon, kasus HIV/Aids terbanyak kedua berada di Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 724 orang, disusul Aru dengan 509 orang, Maluku Tengah 264 orang, dan Kota Tual 164 orang.

Kemudian Kabupaten Seram Bagian Barat dan Buru, masing-masing 79 orang, Seram Bagian Timur 50 orang, Kabupaten Buru Selatan dan Maluku Barat Daya, masing-masing 28 orang.

"Dalam penanganan kasus HIV/Aids ada yang namanya fenomena gunung es, yang terdata itu hanya bagian puncaknya yang kelihatan, sementara yang di bawahnya tidak diketahui," tandas Rosa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement