Jumat 13 Mar 2020 22:33 WIB

PERSI Tanggapi Kaburnya Pasien Covid-19 dari Rumah Sakit

Kepergian pasien diam-diam juga bisa dipicu oleh rasa panik yang dirasakan pasien.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi virus corona masuk Indonesia(MgIT03)
Foto: MgIT03
Ilustrasi virus corona masuk Indonesia(MgIT03)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pasien positif Covid-19 dikabarkan sempat meninggalkan ruang isolasi tempat dia dirawat tanpa sepengetahuan pihak rumah sakit. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengungkapkan bahwa pasien yang sudah dirawat di ruang isolasi seharusnya tak diperbolehkan untuk meninggalkan ruangan tersebut.

"Namanya isolasi tidak boleh ke sana-sini. Karena ada potensi untuk dia terkena," ujar Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dr Kuntjoro Adi Purjanto MKes saat ditemui usia menghadiri diskusi kesehatan yang digelar PT Unilever Indonesia Tbk bekerjasama dengan PERSI, di Jakarta.

Baca Juga

Terkait kepergian diam-diam pasien tersebut, Kuntjoro menilai ada beragam faktor yang mungkin memengaruhi. Faktor-faktor ini yang perlu dikaji lebih dalam dan diperbaiki ke depannya.

"Capek, lelah, ada ancaman tertular dan sebagainya, (pekerjaan) petugas itu tidak mudah di situ," jelas Kuntjoro.

Di sisi lain, kepergian pasien diam-diam juga bisa dipicu oleh rasa panik yang dirasakan pasien. Oleh karena itu, Kuntjoro juga menilai tiap rumah sakit perlu lebih mengasah kemampuan dalam hal memberikan perasaan tenang dan aman bagi pasien yang sedang diisolasi.

"Kemampuan untuk menenangkan (pasien) itu kan tidak semua orang bisa. Itu perlu juga, harus kita perkuat," jawab Kuntjoro.

Dikabarkan pula bahwa pasien tersebut bisa keluar dari ruang isolasi tanpa sepengetahuan pihak rumah sakit karena ruang isolasi tidak dikunci. Terkait hal ini, Kuntjoro mengatakan ruang isolasi sebenarnya tidak seperti penjara.

Ada model ruang isolasi yang memang tidak dikunci. Akan tetapi ruang isolasi seperti ini memiliki sistem keamanan untuk memantau dan memastikan bahwa pasien tidak meninggalkan area isolasi. Beberapa di antaranya adalah pemasangan kamera CCTV dan penjagaan oleh petugas keamanan di akses keluar-masuk.

"Yang penting itu value-nya (pasien terisolasi walaupun tidak dikunci)," tutur Kuntjoro.

Kuntjoro mengatakan ruang isolasi berbeda dengan penjara. Ruang isolasi perlu dirancang agar pasien tetap bisa merasa senyaman mungkin. Dengan begitu, kondisi psikologis pasien diharapkan terap terjaga dnegan baik dan terhindar dari perasaan negatif seperti takut atau panik.

Di dalam ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso (RSPI SS) misalnya, pasien mendapatkan fasilitas seperti televisi untuk menonton. Pasien juga diperbolehkan untuk menggunakan ponsel.

"Dibuat senyaman mungkin karena dia (pasien) manusia, yang diharapkan juga kondisi situasi psikologisnya (tetap) sama seperti ketika dia ngga sakit. Itu yang diupayakan seperti itu," ujar Kuntjoro.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa seorang pasien yang positif terkena Covid-19 pergi meninggalkan ruang isolasi di RS Persahabatan. Pasien tersebut dikabarkan pergi selama sehari karena belum mengetahui hasil pemeriksaan. Pasien tersebut saat ini sudah kembali dirawat di ruang isolasi RS Persahabatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement