Jumat 13 Mar 2020 17:16 WIB

Dua Kali Dibekukan, IHSG Menguat di Akhir Pekan

Pasar saham domestik masih berpotensi menguat ditopang aksi buyback BUMN.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau di akhir pekan ini, Jumat (13/3). Indeks saham menguat 0,24 persen ke posisi 4.907,57 setelah mengalami dua kali pembekuan sementara atau trading halt.

Analis riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christopher, mengatakan pergerakan indeks saham hari ini dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian perekonomian global. Ketidakpastian tersebut berimbas pada rontoknya sebagian besar bursa saham Amerika dan Asia. 

Baca Juga

Index Dow Jones terkoreksi cukup dalam sebesar 9,99 persen diikuti S&P 500 turun 9,51 persen dan Nasdaq anjlok sebesar 9,43 persen. Dari Asia, indeks Nikkei 225 anjlok 6,08 persen, Hang Seng turun 1,14 persen, dan Shanghai Composite melemah1,23 persen.

Meski demikian, Dennies melihat pasar saham domestik masih berpotensi menguat ditopang aksi pembelian kembali saham oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Tekanan jual diperkirakan akan lebih terbatas didorong aksi buyback sejumlah emiten BUMN," kata Dennies, Jumat (13/3).

Senada dengan Dennies, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi, mengatakan buyback saham menjadi sentimen positif pada pergerakan saham domestik. Indeks sektor infrastruktur berbalik menguat masing-masing sebesar 1,41 persen dan Keuangan 1,10 persen setelah diumumkannya rencana pembelian kembali saham oleh beberapa emiten.

"Aksi korporasi  yang dilakukan emiten mampu membuat optimisme investor dengan harapan emiten melakukan buyback setelah mereka memiliki sahamnya lebih dahulu," kata Lanjar.

Lanjar menilai, kebijakan pemerintah maupun regulator untuk membatasi kerugian investor dinilai cukup positif. Meski demikian, sejumlah stimulus ini hanya berdampak pada investor domestik. Pada perdagangan hari ini, investor asing masih melakukan aksi jual sebesar Rp 581,21 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement